Sunday, February 22, 2009

Menulis Itu Merubah Peradabaan



Dari sekian banyak peserta PMOH (salah satu pelatihan menulis Online), saya sendiri yang mungkin masih duduk di bangku pendidikan sekolah menengah atas (SMA). Saat awal saya ingin mendaftarkan diri untuk ikut pelatihan menulis dari PMOH, sudah timbul keraguan. Dimana saya selalu berpikir, bahwa mana mungkin saya bisa menyesuaikan dengan para peserta yang sudah lebih mapan dari aku.

Satu tekad saya, belajar dari kekurangan dan ketidaktahuan. Prinsip itu yang saya pegang, sehingga saya beranikan diri untuk mendaftar PMOH. Dalam beberapa kesempatan, sayapun meragukan diri dan kemampuan saya. Dimana menyadari banyak kekurangan dan ketidaktauan saya tentang dunia tulis menulis.

Saya pernah suatu kali menulis sebuah karya tulis yang sangat sederhana kemudian dikirim ke salah satu penulis kawakan yang telah jajal dunia dengan karya tulisnya. Apa katanya ketika saya meminta bantuan padanya untuk mengedit tulisan itu. Yang mana dengan komentarnya itu, sedikit “membunuh” semangat saya.

“Bisakah kamu tulis lagi naskah ini dengan cara bercerita? Naskah ini baru
memasukkan data-data, secara kering, tanpa kutipan, tanpa cerita. Orang
akan susah mengeditnya. Ini belum berupa "masakan" namun hanya "hasil
belanjaan." Naskah yang bagus adalah naskah masih olahan. Bukan semua
bahan mentah baku kumpul. Terima kasih.” Singkat namun menusuk komentarnya.

Siang itu saya bingung, harus menulis bagaimana lagi. Sudah semua cara kulakukan untuk menulis sebuah karya tulis sehebat mungkin. Tapi kok masih di anggap sebagai bahan “belanjaan”. Jujur saya sempat bingung membaca komentar itu.

Dengan peristiwa diatas, saya baru sadari bahwa menulis tidak semudah kita membalik telapak tangan. Ada saat kita di kritik karena ketidakmampun kita, ada saat kita di kritik karena kekurangan kita, dan ada saat kita di kritik karena ketidakberdayaan kita.

Satu harapan saya, akan menjadi penulis handal yang dapat menjadi terang bagi tanahku Papua. Saya bersykur dan sangat senang, bisa mendapat binaan dan tuntunan dari PMOH, semoga harapan dan cita-cita saya tercapai. Menulis adalah merubah peradaban dunia, terlebih khusus Papua tempat saya tinggal.

Sumber Gambar :http://i234.photobucket.com/albums/ee131/rullylamusu/Writing3.gif



headerr

Artikel Yang Berhubungan



2 comments:

  1. Adik benar bahwa, pengalaman saya waktu, menulis satu artikel yang menurut saya sudah bagus, tapi salah satu kakak saya yang sekarang sudah menghasilkan lebih dari 5 buku mengatakan begini..."WENE, ini kurang mendalam. masih dangkal..." saya bingun sebernarnya saya sudah berupaya semampu saya tapi kok masih dangkal....kemudian minta pendapat dengan beberapa kaka yang lain, dan mendapat jawaban, bahwa ternyata...MENULIS ITU, BUKAN SEKALI TULIS LANGSUNG JADI,,,, tapi membutuhkan, referensi lain... singkatnya...MEMBACA DAN MENULIS". AMANOE...pertama gagal...bukan untuk selamanya.... tetapi belajar dari kegagalan itu adalah awal dari kesuksesan.... AMA KIBAE... Ruang Yamewa

    ReplyDelete
  2. iya...dengan menulis kita bisa mengatakan apa yang tidak kita katakan dengan lisan kita.Tulisan itu bahasa universal,setiap kalangan bisa menikmatinya.
    yang dapat saya katakan adalah tetaplah menulis, menulis dan menulis.jangan patah arang!jangan berhenti di pertengan jalan!
    ayo!!! semangaaat....

    ReplyDelete

Komentar anda...