Tuesday, February 23, 2010

Pesan Che dan Anak Muda Papua?

OCTHO- Ketika berada dalam bayang-bayang tak pasti, hanya satu kegiatan yang sering membuat saya kuat, yaitu ketika membaca penggal-penggal surat yang di tulis oleh seorang kawan dari Bolivia yang telah pergi mendului kita, Ernesto Guevara Lynch de la Serna namanya. Biasanya dia di panggil Che. Seorang revolusioner sejati yang berjuang untuk kemanusiaan di Kuba.

Banyak hal yang Che ajarkan, mulai dari yang baik, bahkan sampai pada hal buruk sekalipun. Bicara baik untuk membela kebenaran, bicara buruk juga untuk membela kebenaran. Che menjadikan hidupnya serba “kekurangan” atas dasar peduli terhadap kemanusian.

Che mengajarkan saya agar tidak percaya pada penguasa yang sering membual. Penguasa yang sering manipulasi data untuk mempertahankan kekuasan. Penguasa yang sering bicara manis untuk sebuah kepentingan terselubung. Penguasa yang hanya mengandalkan kekuasaan dan uang untuk balik menjajah. Che bilang bahwa kekuasaan hanya bisa di runtuhkan ketika ada perlawanan, selagi tidak, kita sedang bermimpi untuk perubahan.

Che juga mengajarkan, bahwa keberaniaan adalah harga diri. Jika kau tidak ada keberaniaan, sama saja kau tidak memunyai harga diri. Keberaniaan menuntut kita untuk bicara benar. Keberaniaan memupuk semangat kita untuk memperjuangkan hak-hak kaum tertindas. Keberaniaan menyatakan tekad kita untuk memperjuangkan hak-hak rakyat kecil. Kalau kau tidak berani, jangan sekali-kali pernah bicarakan perubahan, karena sama saja kau sedang berencana untuk korbankan teman-teman lain.

Che juga mengatakan, bahwa racun segala perubahan adalah ketika anak muda merasa nyaman. Kadang ada anak muda bicara perubahan untuk kepentingan pribadi semata. Kadang ada anak muda yang bicara kemanusian, jika kebutuhannya tidak terpenuhi. Bahkan ada anak muda juga yang bicara untuk mencari posisi, jabatan, kedudukan, bahkan uang sekalipun. Ketika semua telah di dapatkannya, sudah pasti akan melupakan semua yang menjadi idealisme awal. Che bilang kita harus menjauhi mereka, karena bisa saja kita di terkam.

Che juga bilang, bahwa perjuangan bukan saja melalui tulisan, puisi, buku, apalagi setajuk proposal. Perjuangan butuh keringat, pekikan suara, dan dentuman kata-kata. Che mengajarkan bahwa komitmen, kerja keras, serta kerja sama menjadi landasan utama dalam memperjuangkan sebuah perubahan.

Perubahan hanya bisa terjadi jika ada kemauan, jika tidak ada kemauan, sama saja kita sedang bermimpi untuk jatuhnya bulan. Perjuangan memang sulit, tetapi jelas tidak berarti mustahil, bahwa suatu kemenangan revolusi di suatu negara hanya akan terjadi di negara itu saja.

Pesan terakhir Che dalam surat untuk anak muda yang selalu menemani saya, adalah pertama; anak muda harus bekerja untuk melawan penindasan. Kedua; melatih dirinya untuk melawan kemapanan. Mungkin kedua hal ini menjadi pesan dari segala pesan dalam suratnya.

Bagaimana dengan anak muda dari Papua? Bicara untuk perubahan, bicara untuk kepentingan pribadi atau justru bicara untuk kedua-duanya. Pilihan ada pada kita, pilihan itu pula yang akan menentukan apa dan bagaimana jadinya diri kita di masa depan nanti. Semoga tidak salah memilih.

Catatan dari Ruang Kelas,
Nabire, 22 February 2010
Pukul 09:46 wit







headerr

Artikel Yang Berhubungan



1 comment:

  1. Che bilang bahwa kekuasaan hanya bisa di runtuhkan ketika ada perlawanan, selagi tidak, kita sedang bermimpi untuk perubahan.

    Terimakasi baut catatanya bro...

    ReplyDelete

Komentar anda...