Tuesday, June 02, 2009

Oktavianus Pogau: Ngajarin Pejabat Bikin Blog! (2)


Papua - Meski terisolasi dengan kecanggihan teknologi. Okto tak pernah menyerah untuk terus belajar. Bayangkan...untuk membuka internet 1 jam saja, ia harus mengeluarkan kocek sebesar Rp 10.000. Langkah yang diambilnya ini, akhirnya membuahkan hasil. Belajar internet sendiri dan akhirnya bisa membuat blog, membuatnya banyak penghargaan dari dinas pemerintahan. Bahkan, ada yang minta diajarin.

Harus Bekerja, Agar Bisa Belajar Internet!


Okto mengenal internet sejak kelas 1 SMP. Sekitar tahun 2005, saat ia duduk di bangku SMP kelas 2, Okto mulai menyukai dunia internet karna gurunya sering bercerita, bahwa internet adalah jendela dunia. Meski harga warnet per jam sepuluh ribu, Okto tetap berjuang agar bisa belajar internet.

Nggak hanya harganya yang mahal. Jarak yang sangat jauh, harus ia tempuh untuk singgah ke warnet satu-satunya yang ada di Nabire. Dengan cara membantu orang bekerja apa aja, Okto bisa mendapat uang saku tambahan untuk belajar internet. Jika ada di warnet, okto bisa-bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk belajar membuat blog.

Karna kegigihannya, Okto bisa membuat weblog. Bahkan ia juga terlibat dalam pembuatan beberapa punya yayasan PESAT. Beberapa media massa yang ada di Papua juga sempat meminta Okto untuk membantu websitenya, namun kadang di tolaknya karena berbagai kesibukan sekolah. Ia juga pernah membantu bikin web untuk ajang kebudayaan Papua secara Otodidak. Emang sih sederhana, tapi mendapat penghargaan dari banyak kalangan termasuk pemerintah Papua.

Kini, ia tak perlu mengeluarkan banyak uang untuk ke warnet. Karna Okto sudah bisa mengakses internet 24 jam free, dari asramanya. Jarak antara asrama dan sekolahnya sangat berdekatan. Suatu saat, sekolahnya memasang jaringan internet dari Dinas Pendidikan. Sehingga cukup memasang hotspood guna akses internet secara gratis. Ia mengakui, kalo semua ini tak lepas dari doa-doanya setiap hari, yang menginginkan adanya suatu perubahan, agar ia bisa belajar lebih baik lagi.

Karna fasilitas ini, dia lebih terpacu lagi untuk belajar. Sudah banyak orang yang ia ajari. Dari mulai teman-temannya, termasuk orang-orang yang lebih tua darinya. Bahkan Mahasiswa, sampai pejabat di pemerintahan pun ia ajarin internet dan dibuatkan blog. Siapapun yang datang minta tolong, pasti diajarin tanpa dipungut biaya. "Aku akan ngajarin mereka sampai paham benar, jadi nggak ketinggalan zaman." Katanya penuh semangat!

Berkembang Dengan Keterbatasan.......

Pernah Okto merasa jengkel dengan segala keterbatasan yang ada di lingkungannya. Sulitnya menjumpai warnet, bahkan perpustakaan sebagai media informasi membaca buku, tidak ia temui di sana. Namun di saat-saat seperti itulah, ia berusaha untuk menunjukan kepada dunia, bahwa dirinya yang ada di Papua, tidak jauh tertinggal dengan teman-teman yang ada di berbagai pelosok tanah air.

Hal ini mendorongnya untuk memacu teman-temannya yang lain, disaat mereka mengeluhkan minimnya fasilitas. "Saya selalu memotivasi beberapa teman, agar mereka tidak memikirkan fasilitas sebagai penghambat untuk berkembang. Berkembang dengan kekurangan itu lebih menyenangkan, daripada berkembang dengan fasilitas yang

berlebihan." Justru keterbatasan itulah yang membuat Okto semakin maju. Belum tentu, kemudahan teknologi, bisa memacu orang untuk terdorong belajar dan berusaha.

Ia mengharapkan, agar generasi muda tidak menjadikan keterbatasan sebagai penghambat untuk berkembang! "Fasilitas dan sarana, bukanlah tolak ukur utama untuk kita menjadi orang hebat. Tapi kemampuan dan kemauanlah yang mengarahkan hati nurani kita untuk keluar dari semua kekurangan itu, dan menjadikan kita sebagai orang hebat. Selagi muda, kerjakanlah hal yang bermanfaat dan luar biasa. Be history maker for Indonesia!" Itulah pesan Okto. (*/ Bb/ Tt)

Tulisan ini menjadi Profile di Majalah Rohani Pemuda Indonesia, T-MORE yang terbit setiap bulan.


Foto saat bersama dengan seorang Jurnalis dari Media T-MORE.


http://www.tmore-online.com/tmore/content/rubric/21/150



headerr

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

Post a Comment

Komentar anda...