Sunday, August 16, 2009

Kasihan, Bangsa Indonesi Belum Merdeka!!!

OCTHO- Kasihan bangsa Indonesia, sudah hampir 64 Tahun telah menyatakan diri bebas, berdaulat sebagai sebuah negara merdeka, namun kenyataannya tidak demikian. Masih banyak etnis lain dalam wilayahnya yang di jajah atas nama hukum, atas nama kemanusiaan. Ini bukan memerdekakan, tapi malah memperbudak dan menjajah. Kalua begini Indonesia bukan merdeka, tetapi Indonesia terbelenggu.

Sekali merdeka tetap merdeka. Ucapan inilah yang selalu diucapkan oleh setiap warga Negara Indonesia. Semangat nasionalisme sendiri bisa timbul karena telah di besarkan, di didik, bahkan telah di ajar oleh Negara Indonesia. Mungkin degungan semangat nasionalisme sangat pantas muncul pada hari kemerdekaan bangsa Indonesia yang ke-64 seperti saat ini.

Kemerdekaan bangsa Indonesia bisa di tempuh setelah hamper 350 Tahun memperjuangkannya. Tiga setengah abad bukanlah waktu yang cepat namun sangatlah lama. Melalui berbagai perjuangan dan pengorbanan sampai menumpahkan darah, dan akhir dari perjuangan tersebut adalah Soekarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 yang sekaligus mengumumkan atau memberitahukan seluruh masyarakat Indonesia maupun kepada dunia bawah telah berdiri satu Negara baru yaitu Negara Indonesia.

Seiring dengan perkembangan waktu setelah Indonesia berdiri menjadi satu negara yang kokoh dan kuat maka terjadilah berbagai pemberontakan dari berbagai pihak terutama pihak Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dikomandani oleh Letkol Untung yang bertujuan untuk memisahkan persatuan dan kesatuan Negara Indonesia.

Namun semuanya itu tidak berhasil dilaksanakan dan dipatahkan oleh tentara Indonesia yang dikepalai oleh MayJen Soeharto kala itu. Dengan keberaniannya dalam menumpas pergerakan PKI maka banyak orang menganggap Soeharto-lah orang yang paling pantas dalam memimpin. Pada tanggal 11 Maret keluarlah suatu ultimat dari Presiden Soekarno yang disebut SUPERSEMAR. Kesempatan itulah yang dipakai Pak Soeharto untuk segera menjatuhkan kedudukan Presiden Soekarno untuk tetap memerintah Indonesia.

Dengan lengsernya Soekarno maka kekuasaan penuh dilaksanakan oleh Presiden Soeharto. Berbagai gejolak dan peristiwa yang mengancam Negara Indonesia terjadi. Namun semua itu dikendalikan oleh Presiden dan semuanya berjalan dengan mulus. Kurang lebih 32 tahun Presiden Soeharto memerintah, maka bosan dan jenuhlah rakyat terhadap masa kepemimpinannya. Rakyat Indonesia yang dimotori oleh mahasiswa berdemonstrasi meminta Presiden Soeharto lengser, hingga terjadi kasus Semanggi yang menewaskan beberapa mahasiswa. Akhirnya Pak Harto memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya dan menyerahkan ke Wakil Presiden yang pada saat itu adalah Baharudin Jusuf Habibie.
Masa pemerintahan Habibie cukup singkat kira-kira 1 tahun, namun ditandai adanya perjuangan maka rakyat Timor Leste yang berambisi untuk memisahkan diri lewat referendum. Dengan berpisahnya Timor Leste menandakan bahwa telah menodai Pancasila sesuai dengan sila ketiga yang mengatakan Persatuan Indonesia. Dengan pisahnya Timor Leste berarti Indonesia tidak bersatu bahkan tidak utuh lagi.

Kemudian melalui pemilihan umum maka rakyat Indonesia dengan bulat memilih Presiden Abdurahman Wahid (Gusdur) menjadi Presiden Republik Indonesia yang keempat. Dengan terpilihnya Gusdur semua rakyat berharap kesejahteraan lebih diutamakan dan kejujuran dalam memimpin lebih ditonjolkan. Namun karena ketidakpuasaan rakyat terhadap masa pemerintahannya maka beliau dilengserkan juga oleh MPR. Wakilnya kala itu, Megawati Soekarno Putri menggantikan Gusdur dalam roda pemerintah Negara Indonesia.

Pada tahun 2004 terjadi pemilu kedua yang dilaksanakan di seluruh Indonesia dengan super ketat dalam memilih seorang pemimpin. Dengan penuh kepercayaan, penuh harapan maka rakyat Indonesia memilih sosok pemimpin dari partai Demokrat yaitu Bapak Susilo Bambang Yudhoyono untuk memimpin, mengendalikan dan mengepalai kehidupan rakyat Indonesia.

Banyak harapan perubahan dari terpilihnya beliau, seperti rakyat jelata yang miskin berharap, mereka tidak lagi tidur di kolong jembatan, para guru dan dosen berharap APBN 20 persen untuk mereka tidak lagi dinodai oleh tangan-tangan jahil yang tidak bertanggung jawab, para pelajar berharap juga tidak terlalu menggonta-ganti kurikulum yang dapat mencelakakan siswa sendiri, dan mereka juga berharap Ujian Nasional bukan menjadi pedang untuk membunuh mereka dalam mencapai masa depan mereka, para badan organisasi berharap dengan terpilihnya beliau setiap aspirasi dan pendapat mereka yang membawah bangsa Indonesia untuk menuju yang lebih baik segera ditanggapi dan orang Papua sendiri berharap dengan terpilihnya beliau pelanggaran HAM yang telah sejak lama membabi buta di bumi Papua segera dihentikan karena kita semua merupakan ciptaan Tuhan yang kodrat atau derajatnya sama. Namun semua harapan itu telah pupus ditelan berbagai janji yang tidak ditepati.

Baru saja beliau menjabat sebagai presiden namun peristiwa mengenaskan dan tragedi yang memilukan telah menelan banyak korban. Seperti korban angkutan laut dengan tenggelamnya KM Senopati, angkutan udara dengan jatuhnya pesawat Adam Air, serta aksi terorisme yang dasyat dengan korban yang begitu banyak.

Tidak sampai di situ saja namun baru saja menjabat, Aceh diguncang gempa dan tsunami yang sangat dahsyat dan luar biasa sehingga ratusan ribu orang tak bersalah harus mati. Tidak hanya Aceh, Jogja sendiri diguncang gempa dan juga harus menelan banyak korban yang tak bersalah. Dengan berbagai peristiwa dan tragedi yang terjadi membuktikan apa yang diharapkan oleh seluruh bangsa Indonesia dalam kepemimpinan Beliau sangatlah tidak terlaksana dengan baik.

Dengan melihat berbagai tragedi maupun peristiwa yang terjadi pada pemerintahan keenam pemimpin tersebut penulis memberikan satu pertanyaan "Apakah rakyat Indonesia sudah merdeka?"
Banyak orang memahami merdeka hanya dikaitkan dengan konteks kalau sudah lepas dari penjajah saja. Padahal pemahaman tersebut sangatlah salah. Tetapi kemerdekaan yang sesungguhnya adalah setelah melepaskan diri dari penjajah suatu Negara tertentu, menikmati hasil kemerdekaan tersebut seperti bebas dari kemiskinan, penjajahan interen (penjajahan dalam negeri), hidup makmur, sejahtera dan damai.

Apakah kedamaian dan keamanan telah terjadi dari hasil pemerintahan keenam Presiden tersebut? Jawabannya sangatlah tidak. Kita juga perlu memperhatikan tuntutan yang datangnya dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan Republik Maluku Selatan (RMS). Semua tuntutan dan harapan mereka hanya atas satu dasar yaitu rakyat mereka ingin agar pemerintah tidak hanya banyak membual tapi ada kebenaran yang harus dibuktikan dalam memimpin.

Setelah terjadi berbagai peristiwa tersebut maka para Pemimpin Bangsa tidak bisa hanya diam saja dalam menyikapi berbagai masalah tersebut. Tetapi ada tindakan yang harus diambil untuk membawa rakyat Indonesia ke arah yang lebih baik lagi.

Solusi yang pertama khususnya untuk para pemimpin adalah :

Membuka diri, dengan arti menerima semua masukan dan kritikan yang akan membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik.

Mengintropeksi diri, dengan arti para pemimpin mengkoreksi diri atas semua kesalahan yang dibuat dan meminta ampun kepada Sang Pencipta.

Kerja sama, dalam arti saling dukung mendukung dalam kepemimpinan dari pusat hingga daerah untuk kemajuan yang lebih baik ke arah kemerdekaan yang sebenarnya.

Kejujuran dan kebenaran, dalam arti menjalankan kursi Pemerintahan atau menakodai kapal Indonesia dengan mentaati norma-norma dan peraturan yang dibuat terutama takut akan Tuhan.

Selamat berjuang menempuh kemerdekaan yang sesungguhnya..........!

Sumber Gambar klik disini




headerr

Artikel Yang Berhubungan



1 comment:

  1. sebelumnya bolehlah saya untuk berkomentar kawan, selama saya melihat secara detil tentang indonesia terkadang saya merasa banyak sekali ketidak adilan dan keserakahan yang tidak pernah kunjung habis.

    tidak di jawa, sumatera, papua atau dimana saja kenapa semua begitu saja terjadi pada masyarakat kita... sobat lama saya mamey dari jayapurapun bercerita... dimana ada kekayaan di sanalah tempat berebut uang.

    saya memang hidup dijawa tapi saya tidak merasa milik jawa, tetapi saya adalah milik tuhan dan indonesia tercinta. salah satu dari keluaga saya adalah seoang pendeta yang setiap harinya harus berkeliling ke gereja2 untuk menyampaikan berita...

    saya cukup sedih melihat saudara saya di papua sana merasa tertindas atas ketidak adilan orang yang korup, tetapi saya lebih sedih lagi bila melihat saudara saya di papua sana menjadi mainan orang asing yang bermuka dua.

    sebenarnya saya sendiri sebagai seorang pemerintahan ingin sekali membantu kawan2 saya di papua agar merasakan keadilan,karena saya tahu ada pihak yang ingin menjauhkan daerah dengan pusat.

    kesejahteraan yang harusnya diberikan ternyata di putus ditengah jalan oleh pihak bayangan hingga akhirnya terjadi tekanan yang tidak kunjung usai.

    belajar dari timor timur, daerah yang awalnya bersama indonesia yang akhirnya telepas akhirnya sebagian mengakui merasa di peralat oleh pihak bayangan. namun nasi sudah menjadi bubur kini timor timur merdeka tapi di dikte oleh pihak yang merasa membantunya merdeka dengan meminta hasil alamnya untuk di ambil oleh negaranya.

    saya tidak mau hal yang sama terjadi pada kawan2ku di papua.

    sekian dari saya... semoga tuhan memberkati dan melindungi kalian amin....

    kita bisa bertukar email untuk tukar pikiran, mungkin setelah ini saya tidak bisa masuk sini lagi karena kebetulan saya searching di google dan ketemu blog ini...

    salam...
    arsiva2008@yahoo.co.id

    ReplyDelete

Komentar anda...