Wednesday, August 26, 2009

Sa Mungkin Akan Berhenti Berjuang!!!!!!!

OCTHO- Sa baru sadar, ternyata sa pu jalan tuk dapatkan ko tidak selamanya lurus. Padahal selama ini sa berpikir, bahwa jalan ini mungkin akan selamanya tetap lurus terus, sa juga berpikir bahwa ko selamanya akan ikut dengan arah pikiran yang sa ambil. Karena apa sa bisa simpulkan itu, karena memang ko demikian penurut, hal ini sa simpulkan saat awal pertemuan kita.

Sekarang ini sa bingung, dimana telah sampai pada puncak sebuah kejenuhan. Sa jenuh untuk berjuang, jenuh untuk berusaha, bahkan sudah jenuh untuk meyakinkan ko, bahwa sa sungguh-sungguh sayang dengan ko.

Sa tidak tau, ko sadar kha tidak, melihat sa merenggek-renggek seperti anak kecil begini, Dimana begitu mengharapkan kasih sayangmu, begitu mengharapkan kejujuranmu, mengharapkan keterbukaanmu serta sebuah kepastian.

Dari arah pembicaraan beberapa kali di telepon, sebenarnya sudah bisa yakinkan sa, bahwa memang betul, ko begitu serius dengan sa, tapi sa bilang tidak, itu hanya penyamaran, supaya sa dan orang lain bilang bahwa memang ko betul-betul terima sa apa adanya, nyatanyakan tidak demikian??

Sa tau, cinta tu butuh pengorbanan, tapi bukankah tidak pantas berkorban sampai korbankan segala-galanya saat ini. Korbankan study, korban perasaan, korban materi, bahkan korban segala-galanya yang sa rasa tidak pantas dibahas disini.

Sa juga tau, cinta itu butuh kesetian. Tapi bukankah, kesetiaan yang sa ambil ini telah dan harus membuka mata hatimu, bahwa memang sa begitu serius dengan ko. Banyak yang bisa ko pandang, dan semua itu bukti besar kesetiaan sa padamu, bukti bahwa tidak ada orang lain yang sa harapakan, selain hanya ko.

Sa hanya berharap saja, koe bisa jelaskan semua ini padaku, apakah memang betul ko telah memiliki pujangga hati yng lain. Sa hanya sangat-sangat harap, koe jelaskan, dan sampaikan hal itu. Jujur, sa sangat senang jika koe sampaikan hal ini secara terus terang pada saya.

Ketika ko jelaskan semua ini, yakinklah bahwa sa tidak akan marah, tidak akan kecewa, bahkan tidak berpikir banyak tentang dirimu, sa hanya butuh sebuah kepastian, pastikan bahwa kau memang ingin tetap lanjut dengan sa, atau ingin lanjut dengan orang lain yang selama ini jadi bayangan dalam hidupmu.

Dalam beberapa waktu, sa pernah bilang ke sa pu teman-teman, bahwa memang betul, ko salah satu wanita yang buat sa pu mata buta. Hanya puas ketika memandang koe, hanya bahagia bahkan senang ketika memandang ko, bahkan sampai pada puncak sebuah pemikiran, sa pernah bertanya, apa benar ko telah tercipta untuk sa?

Tapi sa juga bingung, kenapa sa bisa simpulkan yang lebih-lebih. Padahal ko sendiri tidak pernah terlalu begitu berharap, bahkan membanggakanku, apalagi memujaku. Sa memang sadar, sa bukan orang penurut yang begitu curahkan semua hidup untuk menyelesaikan studi dengan baik, seperti yang ko harapkan.

Dan mungkin, kau salah satu yang benci dengan mereka yang suka bengkalaikan bangku studi untuk berbuat hal-hal lainnya, Sa saat itu su jelaskan ke koe, bahwa sa tidak ingin hidup sa di habiskan hanya untuk berbuat hal-hal kecil yang tidak ada gunanya untuk orang lain,

Tapi sa jua tidak tau, koe mengerti apa dari pembicaraa ini, sa tidak tau, koe paham apa dari pembicaraan ini. Dan sa piker apa yang ko bicarakan waktu itu seharusnya koe berterus padaku, katakan, sa tidak suka dengan jalan yang ko ambi, dan sa juga pasti akan ambil sikap tegas dari hal itu.

Tapi semua su berlanjut, tidak mungkin tong dua bisa putar waktu, dan keadaan saat itu untuk di renungkan kembali. Sa tidak ingin hidup sa di habiskan memikirkan hal-hal pribadi, yang sifatnya ego pribadi, sa juga tidak ingin semua di reka-reka ulang, untuk menghambat segala kegiatan yang sa jalani saat ini.

Sa akan berusaha untuk melupakan ko, walau belum ada putusan pasti dari ko terkait keberadaan hati saya yang selalu terapung-apung. Dan sa juga tetap berjalan, melanjutkan segala atkivitas dan kegaitan saya untuk membangkitkan, membangun, bahkan memampukan orang lain, yang tidak adalah tujuan hidup sa.

Ini mungkin curahan bagian terkecil dari harapan, tangisan, bahkan problem terkecil dari kehidupan saya. Semoga ko paham, semoga ko bisa ngerti, bahkan semoga ko bisa secepatnya ambil sebuah keputusan, sebuah keputusan yang mungkin menjadikan ko manusia yang betul-betul hidup.




headerr

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

Post a Comment

Komentar anda...