Thursday, September 10, 2009

Sebuah Harapan, Untuk Menjawab Quo Vadis Kabupaten Intan Jaya


Prolog

OCTHO-Pemekaran Daerah Operasi Baru (DOB) di Provinsi Papua merebak begitu tumbuh subur. Dalam beberapa tahun belakangan ini saja sudah hampir belasan daerah baru di mekarkan. Paling terakhir, Kabupaten Intan Jaya dan Kabupaten Deiyai yang dimekarkan melalui surat keputusan Mentri Dalam Negeri (Mendagri) beberapa bulan lalu.

Ada beberapa tujuan utama pemekaran daerah baru, seperti; memberdayakan masyarakat setempat, menjawab ketertinggalan masyarakat, serta menjawab rentang kendali (Span Of Control) antara daerah (masyarakat kampung) dan kota (masyarakat kota).

Pemekaran juga di klaim bagian dari penggenapan amanat Undang Undang No 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus (Otsus) bagi Provinsi Papua, yang mana mengatakan bahwa orang asli Papua harus menjadi tuan di atas tanahnya sendiri.

Dalam arti, orang Papua di berikan kepercayaan untuk memimpin, membangun, serta membuka daerahnya yang selama ini begitu tertinggal dengan dareah-daerah lain di Negara Indonesia. Dimana orang asli Papua yang selama ini menjadi penonton, harus berbesar hati, karena di beri mandat melalui amanat Otsus untuk mengarahkan tujuan, cita-cita serta harapan hidup masyarakatnya yang selama ini membutuhkan uluran tangan.

Hadirnya amanat Otsus yang memberikan kesempatan penuh kepada orang asli Papua memimpin daerahnya harus di wujudkan nyatakan secara penuh. Dan bukan berarti orang non Papua (red; pendatang) di lupakan begitu saja, karena sejarah mencatat banyak orang non Papua yang berperan penting dalam kemajuan, dan pembangunan masyarakat dan tanah Papua.

Orang asli Papua serta orang non Papua harus saling bahu membahu, membangun, mengarahkan serta membawah keluar orang asli Papua dari ketertinggalan, keterisolasian, serta kemelaratan yang telah lama di rasakan. Karena hal ini sudah bagian terpenting dari sebuah wujud nyata dari pada sebuah pemekaran. Yaitu; pemekaran yang membawah keluar rakyat asli Papua dari berbagai ketertinggalan.

Jalannya Kabupaten Intan Jaya-pun harus demikian. Setiap pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang telah terpilih dan di lantik harus menunjukan keseriusan, kesungguhan, serta kemauan besar dalam membangun Kabupaten Intan Jaya serta masyarakatnya. Karena sumpah janji, adalah bagian terpenting dari komitmen kerja.


Pelantikan Serta Ucapan Syukur


Kabupaten Intan Jaya juga telah di mekarkan, hal ini ditandai dengan dua peristiwa besar, pertama; pelantikan penjabat bupati oleh Mendagri di Jakarta, serta yang kedua; pelantikan pejabat-pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) oleh penjabat bupati terpilih Max Zonggonau, yang acaranya berlangsung di Kabupaten Intan Jaya pada tanggal 26 Agustus 2009 lalu.

Sesudah pelantikan penjabat Bupati Kabupaten Intan Jaya, dan sebelum pelantikan SKPD di lingkungan pemerintah Kabupaten Intan Jaya telah berlangsung beberapa kegiatan ucapan syukur. Seperti yang berlangsung di Kabupaten Paniai, Enarotali sebagai Kabupaten Induk, serta yang di langsungkan di Kabupaten Nabire, desa gerbang sadu Wadio.

Saat acara berlangsung antusias warga begitu besar menyambut kehadiran daerah baru ini. Bukan masyarakat Intan Jaya saja yang senang, namun semua lapisan masyarakat dari daerah lain ikut merayakan kegembiran pembentukan Kabupaten ini. Seiring berjalan waktu, SKPD di lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Paniai telah terbentuk.

Dengan demikian, pemerintahan di daerah Kabupaten Intan Jaya juga sudah dan akan sedang berjalan. SKPD yang kerjanya solid, komitmen, serta berjiwa membangun sudah tentu akan membawah kemajuan yang begitu signifikan bagi perkembangan dan kemajuan Kabupaten Intan Jaya.

Dalam perjalananya kerja-kerja SKPD yang baru di lantik harus mengutamakan betul kepentingan rakyat kecil. Karena bagaimanapun rakyat kecil-lah yang harus jadi objek sebuah pembangunan, berarti juga membelakangi kepentingan-kepentingan keluarga, bahkan kepentingan pribadi pejabat sekalipun.

Ketika kepentingan rakyat kecil yang diutamakan, yakinlah, bahwa masyarakat akan berbangga bahkan memuji keputusan penuh yang diambil pejabat-pejabat terpilih. Dan bukan tidak mungkin, hal ini juga akan membuat keharmonisan antara pejabat-pejabat dan masyarakatnya yang memang menjadi objek sebuah pembangunan. Kalau sudah demikian, sudah pasti manfaat dan tujuan utama dari pemekaran akan dirasakan masyarakat setempat.


Kemana Arah Kabupaten Intan Jaya?


Mungkin saat ini tidak banyak yang sedang berpikir, apa dan bagaimana jadinya Kabupaten Intan Jaya dalam beberapa tahun mendatang. Hal ini disimpulkan dengan sifat acuh tak acuh yang kadang ditunjukan masyarakat, mahasiswa, bahkan pejabat Kabupaten Intan Jaya sekalipun.

Bahkan tidak banyak yang berpikir juga, kemana arah Kabupaten Intan Jaya beberapa tahun mendatang. Apa kabupaten ini akan berjalan di tempat, berjalan di atas udara, ataukah akan berjalan cepat serta lancar di sebuah daratan. Semua perlu di kaji, perlu dianalisa, bahkan sampai perlu di pikirkan secara matang.

Siapapun dia, baik masyarakat, generasi muda, bahkan pejabat sekalipun jika saja menyadari hal ini, menyadari kemana arah Kabupaten Intan Jaya beberapa tahun mendatang, akan menunjukan keseriusan serta kesungguhan dalam membangun Kabupaten baru ini. Tidak benar, kalau pejabat saja yang mendapat tugas dan fungi membangun Kabupaten baru ini.

Masyarakat mempunya peran yang sama imbang dengan para pejabat. Mengapa demikian, karena masyarakat setempatlah yang akan mendukug atau-pun menolak rencana, konsep serta susunan pembangunan yang di tawarkan. Maju mundur, tetap di tempat, serta berjalan cepatnya Kabupaten Intan Jaya tergantung masyarakat yang akan menjadi objek pembangunan itu. Sehingga keterlibatan masyarakat sangat di perlukan.

Penjabat bupati, SKPD serta tokoh masyarakat di Kabupaten Intan Jaya perlu meluangkan waktu untuk membahas apa dan bagaimana jadinya daerah ini kedepan. Kira-kira apa yang di butuhkan dan apa yang di putuskan, sehingga tidak ada pihak yang di rugikan dari sebuah keputusan yang di keluarkan.

Karena perlu di ketahui, pembangunan Kabupaten Intan Jaya ini baru, dan perlu orang-orang yang berjiwa membangun, pantang menyerah, serta konsekuen dengan segala keputusan yang di tetapkan. Sudah tentu, ini akan menjadi sebuah pertimbangan, yang menentukan kemana arah Kabupaten Intan Jaya di masa mendatang.

Telah kita ketahui, potensi Sumber Daya Alam (SDA) memang begitu besar di Kabupaten Intan Jaya, dan untuk mengelolah, memanfaatkan, bahkan menggunakan SDA ini harus di bicarakan secara transparan kepada public, terlebih kepada Lembaga Masyarakat Adat (LMA) setempat.

Masyarakat adat yang menjadi pemilik hak ulayat tanah ini harus di libatkan, jangan lagi terulang seperti kasus masuknya PT Freeport Indonesia di Timika, yang saat ini telah menenggelamkan mimpi-mimpi indah suku Amugme dan Kamoro. Kedua suku ini terpasung lemah, tak berdaya, serta mati rasa di atas tanah kekayaan mereka, dan ini tidak boleh terjadi di Kabupaten Intan Jaya.

Karena itu, perlu di pikirkan secara matang bersama-sama. Kira-kira kemana arah Kabupaten Intan Jaya dalam beberapa waktu mendatang. Mengingikan sama dengan Kabupaten Induk, yakni; Kabupaten Paniai, atau menginginkan sebuah perubahan, dimana manfaatnya di rasakan oleh masyarakat setempat.


Harapan Masyarakat Kabupaten Intan Jaya


Pada tulisan saya yang di muat beberapa hari di Koran Harian Papua Post Nabire, Edisi 2-4 Agustus 2009 telah di paparkan panjang lebar mengenai ulah pemekaran, yang kadangnya manfaatnya tidak di rasakan oleh masyarakat setempat. Hal ini di simpulkan karena memang kenyataan demikian, kenyataan yang terjadi di beberapa daerah pemekaran yang mendahului Kabupaten Intan Jaya.

Masyarakat Kabupaten Intan Jaya yang menjadi sebuah objek pembangunan hanya berharap, tangisan, harapan, serta kerinduan terbesar dalam melihat sebuah perubahan bisa terjawab. Karena sesuai tujuan utama pemekaran, bahwa perubahan ke arah yang lebih adalah sebuah jawaban dari segala harapan.

sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, serta budaya dari pada masyarakat Kabupaten Intan Jaya perlu sekali untuk di tonjolkan, dengan dalih sebuah perubahan, sebuah kemajuan, serta sebuah perbaikan hidup yang begitu menjanjikan.

Masyrakat berharap, hadirnya Kabupaten Intan Jaya, pendidikan lebih di perhatikan lagi. Infrastruktur dari pada setiap jenjang pendidikan, seperti; Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) serta Sekolah Menengah Atas (SMA) lebih di prioritaskan. Karena apa jadinya Kabupaten Intan Jaya beberapa tahun kedepan di tentukan oleh sumber daya manusia yang menjanjikan.

Bukan rahasia lagi, kalau pendidikan di Kabupaten Intan Jaya begitu buruk. Sarana prasaran yang sangat tidak menunjang, sudah tentu membuat semangat belajar dari pada setiap siswa-siswi menurun. Tidak sampai disitu saja, para gurupun merasa jenuh dan bosan, karena tidak ada perhatian yang begitu serius dari pemerintah daerah terhadap kinerja mereka. Padahal mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa, pahlawan yang mengabdikan diri untuk sebuah perubahan.

Masyarakat juga berharap, sektor kesehatan yang paling rawan merenggut nyawa bisa lebih di perhatikan lagi. Puskesmas yang kadang penyedian obat-obatanya tidak begitu memadai dan mencukupi segera di perhatikan. Kesehatan perlu mendapat tempat yang begitu penting, karena dengan tubuh yang sehat dan kuat seseorang bisa dapat mengerjakan pekerjaan, serta semangat menjalani hidup.

Team kesehatan, baik dokter, suster, bahkan mantri tidak pernah berada di tempat, karena memang pemerintah tidak pernah memperhatikan, pemerintah selalu “bermain mata” dengan kinerja mereka yang sungguh mulia. Padahal, kesungguhan dari team kesehatan ini merupakan sebuah titik terang untuk membawah masyarakat intan Jaya keluar dari ketertinggalan.

Selain itu, perekonomian di Kabupaten intan Jaya harus di perhatikan. Pemberdayaan masyarakat Kabupaten Intan Jaya, sebagai objek pembangunan perlu di perhatikan. Kadang arus non Papua yang semakin banyak, menguasai pasar, serta menguasai sektor ekonomi di daerah pemekaran, menjadi boomerang tersendiri yang membuar rakyat asli akan tersingkir, hal ini sangat perlu untuk di perhatikan.

Pemenuhan budaya dan sosial masyarakat juga harus di perhatikan. Jati diri masyarakat Intan Jaya akan terlihat, dikala budaya yang menjadi warisan turun temurun tetap di perhatikan dan di pertahankan. Dan pemerintah daerah yang memunyai peran penting untuk tetap memlihara, menjaga, bahkan mengarahkan masyarakat setempat untuk tetap memperhatikan sektor itu. Sudah tentu, masyarakat akan memercayai, bahkan menaruh sebuah kepercayaan penuh kepada pemerintah daerah, apabila perhatian dari pemerintah terhadap hal ini begitu serius.

Masih banyak harapan-harapan terselubung mereka, namun para pejabat terpilih mungkin lebih tau, tidak pantas saya uraikan panjang lebar dalam uraian singkat ini. Sudah tentu pemenuhan sebuah harapan dari masyarakat jelata, adalah bagian terpenting dari melaksanakan sumpah janji yang telah di sebutkan saat acara pelantikan.


Harapan Untuk Pejabat-Pejabat Terpilih


Ada istilah, suara rakyat adalah suara Tuhan. Terpilihnya para pejabat SKPD di lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Intan Jaya adalah pilihan rakyat, sudah pasti pilihan Tuhan juga, walau para pejabat bukan di pilih langsung oleh masyarakat setempat.

Kerja nyata, kerja membangun, serta kemampuan dalam mengarahkan Kabupaten baru yang usianya baru seumur biji jagung ini sangat-sangat di harapkan. Tidak pandang, entah putra daerah, atau non Papua sekalipun. Pekerjaan besar telah Tuhan percayakan di pundak, dan sudah saatnya mempertanggung jawabkan itu pada Tuhan, dan pada masyarakat yang mempercayakanmu.

Fondasi yang kuat, adalah kunci ketahanan sebuah rumah. Dan awal kerja, serta komitmen yang baik dari para pejabat SKPD lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Intan Jaya adalah langkah yang menentukan apa dan bagaimana jadinya Kabupaten Intan Jaya di masa mendatang.

Pejabat terpilih harus menunjukan sebuah perubahan, dalam menyelesaikan sebuah tanggung jawab yang di bebankan masyarakat dan TUHAN di pundak para pejabat sekalian. Rasa tanggung jawab, rasa memilki, serta rasa memunyai sebuah daerah, dalam hal ini Kabupaten Intan Jaya dan masyarakatnya sangat di perlukan.

Kadang sifat munafik adalah penghalang utama dalam berkembangnya sebuah daerah baru, Kabupaten Intan Jaya-pun demikian. Banyak yang tidak pernah berterus, dan tidak pernah mengatakan, bahwa memang tidak bisa bekerja baik.

“Jangan seperti pejabat-pejabat di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Paniai yang tidak tahu apa yang mau di kerjakan, sehingga kesehariannya hanya nongkrong di kantor, dan saya tidak mau ini terulang di Kabupaten Intan Jaya,” komentar salah satu pejabat Kabupaten Intan Jaya yang terpilih dalam sebuah rapat tertutup yang di selenggarakan di Aula Maranata, malompo beberapa waktu lalu.

Kerja nyata sangat di perlukan dalam membangun Kabupaten Intan Jaya. Banyak yang kadang janji-janji manis, mengatasnamakan pembangunan, namun realita serta manfaat dari membangun tidak ada sama sekali. Namun saya optimis, bahwa untuk Kabupaten Intan Jaya tidak akan demikian. Semua pejabat terpilih akan berjalan dalam koridor, sebuah jalan yang mengarah kepada sebuah perubahan.


Epilog


Jadi apa, bagaimana, dan kearah mana Kabupaten Intan Jaya dalam beberapa waktu kedepan tergantung dari kinerja pejabat terpilih yang telah dimintai sumpah janjinya oleh penjabat bupati pada tanggal 26 Agustus lalu di Kabupaten Intan Jaya.

Masyarakat, mahasiswa, serta anak-anak Kabupaten Intan Jaya telah mempercayakan, meletakan, bahkan memberi mandat sebuah pembangunan kepada pejabat-pejabat SKPD terpilih. Tidak ada yang kebetulan, kesengjaan, bahkan kekeliruan. Semua rencana TUHAN.

Menjaga sebuah kepercayaan adalah sebuah nilai hidup yang tidak pernah di dapatkan nilainya dari bangku pendidikan manapun. Nilai kepercayaan berjalan seiring kemampuan, seiring tanggung jawab, serta seiring juga dengan kepatuhan suara hati dalam mengarahkan segala keputusan. Banyak kegagalan, serta kemerosotan justru terjadi karena tidak sepaham dengan suara hati.

Pejabat terpilih-pun harus demikian, dimana mentaati, serta melaksanakan apa yang dikatakan suara hati. Karana kadang Tuhan dan masyarakat berbicara, menyampaikan pesan untuk sebuah perubahan pembangunan lewat itu. Tidak ada yang mustahil, tidak ada yang tidak bisa, kalau saja suara hati menjadi tolak ukur untuk di taati, seraya bertindak..

Selain pejabat, masyarakat setempat yang menjadi objek pembangunan-pun harus sepaham dengan apa yang ditawarkan para pejabat terpilih, kalau itu bertujuan membangun. Bersikukuh antara pejabat dan masyarakat, adalah sebuah hal biasa, namun yang tidak biasa perdebatan mengganggu sebuah pembangunan, sebuah perubahan serta sebuah perbaikan di daerah Kabupaten Intan Jaya.

Sudah saatnya masyarakat dan pejabat terpilih saling bergandeng tangan, mengarah kepada sebuah pembangung. Pembangunan yang menyentuh akar rumput masyarakat. Sudah saatnya bersama-sama berjalan, menemukan titik cerah, sebuah angin segar, arah dan akhir Kabupaten Intan Jaya yang lebih baik, lebih maju serta lebih bermartabat.

Harapan untuk menandaskan Kabupaten Intan Jaya yang adil, makmur, sejahtera serta berkembang, adalah sebuah harapan dari segala harapan yang selama ini terselubung. Mungkin ini sebuah harapan generasi sekarang, generasi terlewat, bahkan generasi yang akan datang, melihat masyarakat Kabupaten Intan Jaya yang tersenyum, tertawa serta bahagia diatas tanah anugerah sang pencipta.

Sembari mengakhir tulisan ini, saya hanya ingin meluruskan sedikit opini public, bawah tujuan utama penulisan saya bukan karena benci, bahkan seraya “menikam” sanubari hati pejabat terpilih yang kadang merasakan dipojokan dengan tulisan maupun gagasan ide saya.

Tetapi sebuah bentuk penyadaran, agar insaf, sadar, dan mengerti, bahwa tujuan utama pemekaran adalah menjawab segala ketertinggalan, kerinduan, serta tangisan masyarakat Kabupaten Intan Jaya yang telah lama terbangun, bukan justru untuk memenuhi kepentingan pribadi semata. Akhir kata, selamat bekerja, rapatkan barisan, bulatkan tekad satukan persepsi untuk sebuah perubahan yang lebih baik di Kabupaten tercinta, yakni; Kabupaten Intan Jaya. Tuhan Yesus Memberkati kita semua.


Tulisan ini telah dimuat di Koran Harian Papua Post Nabire, Edisi Kamis 10 September 2009.


Sumber Foto: http://intanjaya-online.blogspot.com/


headerr

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

Post a Comment

Komentar anda...