Tuesday, August 17, 2010

65 Tahun Indonesia Merdeka, Bagaimana Dengan Papua?

OCTHO- Hari ini rakyat Indonesia merayakaan kemerdekaan mereka. Sebenarnya Indonesia belum bisa di sebut negara merdeka. Masih banyak rakyatnya yang merasa di jajah, terutama rakyat Papua. Saya menulis ini sebagai kado ulang tahun untuk republik yang masih menjajah rakyatnya.

Arti kemerdekaan sesungguhnya adalah setiap warga negara merasa di berlakukan adil oleh negara. Yang menjadi soal saat ini, negara sengaja tidak berlaku adil pada semua warga negaranya, terutama kaum minoritas. Negara memperlakukan mereka sebagai kelas nomor dua, bukan kelas yang sama-sama harus di hargai.

Mereka kadang menjadi korban ketikadilaan. Konflik terus menerus di ciptakan untuk mereka. Perlakuaan semena-mena aparat tetap di tunjukaan. Ketidakadilaan tetap di pelihara. Aparat penegak hukum dan kaum mayoritas bekerja sama untuk berlaku tidak adil pada kaum minoritas. Apa jadinya negeri ini sepuluh hingga dua puluh tahun mendatang?

Indonesia di Jajah

Hampir tiga setengah abad lamanya Negara Indonesia di jajah. Ia di jajah oleh beberapa negara besar yang ada di Eropa. Negara-negara yang pernah menjajah Indonesia, seperti; Inggris, Portugis, Spayol, Jepang dan Belanda yang paling lama.

Pemerintah Inggris mulai menguasai Indonesia sejak tahun 1811 pemerintah Inggris mengangkat Thomas Stamford Raffles (TSR) sebagai Gubernur Jenderal di Indonesia. Ketika TSR berkuasa sejak 17 September 1811, ia telah menempuh beberapa langkah yang dipertimbangkan, baik di bidang ekonomi, social, dan budaya.

Penyerahan kembali wilayah Indonesia yang dikuasai Inggris dilaksanakan pada tahun 1816 dalam suatu penandatanganan perjanjian. Pemerintah Inggris diwakili oleh John Fendall, sedangkan pihak dari Belanda diwakili oleh Van Der Cappelen. Sejak tahun 1816, berakhirlah kekuasaan Inggris di Indonesia. Kembali belandai menjajah Indonesia. Mereka paling lama, tahun 1602 sampai tahun 1942.

Kemudian Jepang, masa pendudukan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945 seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Yang namanya penjajah jelas akan tidak berlaku adil pada yang di jajah. Hal itu juga yang di rasakan oleh rakyat Indonesia pada masa penjajahaan. Mereka sering di perlakukan tidak adil, wanitanya di perkosa, bahkan banyak dari antara mereka yang di bunuh.

Di banding beberapa negara besar di Asia, Indonesia adalah salah satu negara yang di jajah paling lama. Coba bayangkan, di jajah hampir tiga setegah abad lamanya.

Kado Amerika Serikat

Indonesia meraih kemerdekaan berkat pertolongan negara adidaya, yakni; Amerika Serikat. Setelah sebelas hari Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan delapana hari di Nagasaki, kemerdekaan negara Indonesia akhirnya terwujud.
Artinya, Indonesia tidak berjuang secara susah payah untuk mendapatkan kemerdekaan, tetapi kemerdekaan negara Indonesia adalah kado berharga dan tak ternilai harganya yang di berikan secara tidak langsung oleh negara Amerika Serikat.

Senjata nuklir "Little Boy" dijatuhkan di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945, diikuti dengan pada tanggal 9 Agustus 1945, dijatuhkan bom nuklir "Fat Man" di atas Nagasaki. Kedua tanggal tersebut adalah satu-satunya serangan nuklir yang pernah terjadi di dunia. John Hersey dalam laporan tentang Hiroshima memparkan tentang semua peristiwa kelam itu.

Saat itu mata dunia tertuju kepada tragedi bersejarah di Jepang. Amerika Serikat di klaim sebagai negara yang jahat dan biadab. Mereka memusnahkan semua yang ada di Hirosima. Mata negara penjajah di dunia juga sedang tertuju kepada Hiroshima. Bahkan beberapa negara yang sedang menjajah justru melepaskan daerah jajahaan mereka untuk merdeka. Indonesia adalah salah satu contoh negara jajahaan Jepang yang mendapatkan kemerdekaan.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 negara Indonesia memproklamirkan kemerdekaan mereka dari Jepang. Sebelumnya Jepan telah menandatangi surat menyerah. Dunia internasional mengakui kemerdekaan itu. Seantoro rakyat Indonesia, kecuali Papua juga turut bangga dengan kemerdekaan itu.

Mengisi Kemerdekaan


Babak perjuangan untuk meraih kemerdekaan telah di lewati, sekarang bagaimana mengisi kemerdekaan itu. Pergumulan paling berat adalah mengisi sebuah kemerdekaan yang telah di perohleh Negara Indonesia.

Soekarno sebagai sang proklamtor menjadi presiden. Hatta menjadi wakil. Mereka memimpin dengan cukup bijak. Walau beberapa isu penting tentang kedekataan Soekarno dengan agen intelejen Amerika sering nampak. Banyak peristiwa penting yang di lewati. Selama 20 Tahun Soekarno memimpin.

Tahun 1966 kekuasaan Soekarno tumbang. Surat perintah sebelas maret di gunakan oleh Soeharto untuk memimpin Indonesia. Partai Komunis saat itu di tudung sebagai separatis yang akan mengganggu keamanan negara. Mayor Jenderal Soeharto menjadi otak untuk penumpasaan itu. Keberhasilaannya membawanya menjadi orang nomor satu.

Selama 32 Tahun memimpin dengan Otoriter akhirnya Soeharto tumbang. Mahasiswa bersama rakyat Indonesia mengakhiri kediktatoran Soeharto. Habibie menjadi presiden menggantikan Soeharto.

Habibi memimpin hanya dua bulan tujuh hari . Setelah itu pemilu ulang di lakukan, Abdurhaman Wahid terpilih. Gus Dur tak bertahan lama. MPR mendesak Gus Dur untuk mundur. Megawati mengantikannya. Pemilu berikutnya juga di langsungkan, SBY akhirnya terpilh, hingga yang berikut lagi tetap terpilih.

Hampir enam orang yang telah memimpin negeri ini. lima di antaranya pria, dan seorang wanita. Tidak semua memperhatikan persoaalan yang terjadi di Papua dengan cermat dan bijak, hanya Gus Dur seorang diri yang di anggap sedikit peka dan peduli terhad persoalan di Papua.

Papua

Saat negara Indonesia di proklamirkan, Papua tidak turut di dalamnya. Sabang sampai Amon saat itu menjadi wilayah negara Indonesia. Sumpah palapa, sumpah pemuda dan beberapa sumpah pemuda Indonesia yang lain tidak pernah ada keterwakilan Papua. Ini menandakan bahwa Papua bukanlah bagiaan dari negara Indonesia.

Tahun 1961 Papua pernah memproklamirkan diri sebagai negara merdeka. Saat itu mereka di bantu oleh negara belanda dengan sebutan Papua Raad. Dengan lagu hai tanahku Papua, lambang burung mambruk, bendera bintang kejora serta bentuk pemerintah sendiri. Tri komando rakyat, salah satunya berbunyi bubarkan negara boneka buataan Belanda, Indonesia juga pernah mayakni bahwa Papua adalah sebuah negara.

Tahun 1969 atas usulan Elswot Bungker, akhirnya penentuaan pendapat rakyat di berlangsungkan. Saat itu usulaanya satu orang Papua memberikan satu suaranya, bukan beberapa orang Papua mewakili seluruh rakyat Papua, tetapi pemerintah Indonesia berlaku tidak adil, mereka menunjuk 1025 orang Papua untuk memberikan suara mereka mewakili 800.000 orang Papua.

UNTEA, badan khusus PBB yang di tugaskan untuk memantau perkembangan di Papua juga tak bisa berbuat apa-apa. Pemerintah Indonesia menekan semua gerak-gerik mereka. Ruang demokrasi di tutup rapat. Mereka tidak menghargai hak setiap orang untuk berpendapat, termasuk utusan PBB sendiri.

Hasil pepera akhirnya memutuskan bahwa rakyat Papua ikut dengan negara Indonesia. Mereka yang memberikan suaranya mewakili rakyat Papua adalah orang-orang pilihan pemerintah Indonesia. Mereka di ancam akan di bunuh jika tak mendukung Papua. Mereka memilih di bawah tekanan.

Penjajahaan di Papua

Setelah Papua integrasi ke dalam negara Indonesia secara sepihak banyak problem yang terjadi. Misalnya, militer mencurigai masih banyak orang Papua menghendaki kemerdekaannya sendiri. Mereka di kejar, di interogasi bahkan banyak dari antara mereka yang dibunuh.

Pelanggaran HAM oleh aparat militer sering terjadi di Papua. Semua berlangsung atas nama kepentingan negara. Orang Papua di anggap tidak penting untuk hidup. Pemerintah lebih mementingkan kekayaan alam orang Papua dari pada manusiaanya. PT Freeport Indonesia menjadi lahan yang paling menguntungkan bagi pemerintah Indonesia.

Pertumbuhaan penduduk Papua tak nampak. Program keluarga berencana yang di canangkan oleh pemerintah pusast, hal itu hanyalah akal-akalan untuk menekan penduduk asli Papua. Transmigrasi terus diberlangsungkan di Papua. Orang Papua sungguh tidak berdaya. Orang Papua memang betul-betul di buat tidak berdaya.

UU Otsus hanyalah bentuk penjajahaan baru. Pemerintah Indonesia menaruh kecurigaan yang besar terhadap rakyat Papua, dampaknya Otsus tidak di implementasikan secara baik dan konsekuen. Uang Otsus hanya di nikmati oleh pejabat Papua dan pemerintah Jakarta.

Peraturan daerah khusus yang di buat oleh pemerintah daerah untuk menjaga hak-hak adat masyarakat lokal juga selalu di curigai. Pemerintah selalu beralasan untuk tidak menyetujui Perdasi maupun Perdasus seperti itu. Rakyat Papua di anggap manusia yang tidak berguna dan tidak perlu di didik.

Rakyat kecil yang seharusnya menikmati dana Otsus tetap terpinggirkan. Betul-betul di buat tidak berdaya. Pemekaraan malah menimbulkan penyakit baru. Banyak uang Otsus di alokasikan untuk membuka daerah pemekaran. akhirnya lebih banyak uang Otsus di nikmati oleh birokrasi pemerintah dan aparat negara.

Rakyat Papua masih tetap di jajah. Di jajah oleh sistem yang tidak memihak. Sepertinya keadilaan tidak pernah ada untuk rakyat Papua. Penjajahaan itu membuat orang Papua sebagai kaum lemah yang sungguh tak berdaya.

Menuntut Merdeka

Maka pantaslah jika rakyat Papua menuntut hak mereka untuk memisahkan diri, arti lain menuntut merdeka. Semua rakyat Papua, termasuk pejabat-pejabat birkorasi pemerintah sudah muak dengan pemerintah pusat yang tidak pernah menghargai rakyat Papua sebagai manusia beradab.

Pemerintah Indonesia merdeka, berarti rakyat Papua juga harus merdeka. Semua orang, termasuk rakyat Papua juga berhak menentukan nasib sendiri. Tidak ada seseorang-pun yang bisa menghalangi hak setiap orang. Negara di dunia manapun mengakui hak-hak itu.

Pemerintah Indonesia perlu membuka diri dan merefleksikan kembali kegagalan mereka dalam membangun Papua. Menyadari bahwa tidak siap memipin sebuah daerah yang di sebut Papua. Ini juga sudah menunjukan kedwasaan mereka sebagai negara demokrasi. Dunia sedang menanti sikap pemerintah Indonesia.

Hari ini negara Indonesia senang karena telah merdeka. Tetapi bagaimana dengan rakyat Papua yang saat ini sedang murung bahkan sedang menangis karena belum merdeka. Semoga pemerintah Indonesia sadar akan ketidakmampuaan itu. Hanya satu kebutuhaan, rakyat Papua butuh kemerdekaan. Selamat ulang tahun. Selamat bersenang-senang untuk rakyat Indonesia.

*Penulis adalah Aktivis HAM, tinggal di Jakarta

Sumber Gambar; Desaign Pribadi

Artikel Yang Berhubungan



8 comments:

  1. waduh..... turut prihatin.... yach kawan... bukan hanya papua yang terjajah sebenarnya oleh pemerintahan bangsa ini. tapi yangs aya cukup kawtir adalah. kenapa setiap daerah yg merasa tidak sejahtera hanya menuntut merdeka.... pertanya'an saya.. apakah dengan merdeka itu cukup...????
    kalau saya pribadi sich berpendapat.. rasanya tidak cukup..... karena bila nanti pemimpinnya korup yach sama saja, sengsara juga rakyatnya. huuufff..... memang rakyat selalu jadi korbannya diatas kepentingan para raja-raja kecil..... tapi pesan saya.... daripada rakyat papua menghabiskan energi hanya untuk menuntut merdeka dan hasilnya belum tentu baik. lebih baik berkonsentrasi untuk memajukan papua dengan banyak belajar dan bekerja serta membuka diri untuk menyerap ilmu dari dunia luar.... jangan takut dengan pendatang... justru manfa'atkan untuk belajar...

    Jangan tanya apa yang bisa negara berikan kepada kita,

    tapi apa yang bisa kita berikan untuk negara,

    Bangkit INDONESIA !!! bantai koruptor.....

    mohon maaf sebelumnya bila ada kata2 yang salah....
    salam dari pemuda indonesia

    ReplyDelete
  2. Anonymous said...
    SUDUT PANDANGMU BENAR JIKA KAMI SEBAGAI BANGSA INDONESIA NAMUN ANDA JUGA SALAH KARENA ANDA MELIHAT HAL TERSEBUT DARI SUDUT PANDANGMU SAJA TANPA MELIHAT KAMI SEBAGAI BANGSA MELANESIA BUKAN INDONESIA.
    KAMI DI INDONESIAKAN OLEH PROSESS PEPERA YANG CACAT HUKUM ITU.

    ReplyDelete
  3. Pemuda Indonesia Anynimous yang kami hormati, Ada beberapa prinsip yang benar yang Anda ucapkan dalam komentar Anda. Pertama, Anda katakan "rasanya tidak cukup..... karena bila nanti pemimpinnya korup yach sama saja, sengsara juga rakyatnya" Ini benar sekali. Sekarang kita perlu tanya, "Kenapa pemimpin jadi korup?" Korupsi berakar pada budaya, kondisi sosial-ekonomi dan politik (dalam menata negara dan pemerinta) tentu karena ada niat dan kesempatan sebagai tambahan.

    Masalah besar bagi Indonesia adalah negara ini terlampau besar, sehingga jelas dan pasti tidak sanggup mengatasi dan tidak akan pernah mengatasi isu-isu sosial, ekonomi di dalam dirinya. Bukan saja besar dan luas tetapi begitu majemuk sosial-budayanya dan yang paling utama, wilayah geografisnya menyebar dengan pulau-pulau yang membentang jauh satu dengan lainnya. Rentang kendali jelas sudah, kecuali malaikat atau Tuhan. Ini sangat manusiawi.

    Hal benar yang kedua menganai "raja-raja kecil", memang benar ada sekarang di dalam NKRI, tetapi tidak akan ada kalau raja-raja kecil itu punya kerajaan sendiri-sendiri, mereka menjadi raja besar di tempatnya sendiri. Raja-raja kecil itu juga ada karena ada raja besar, kalau tidak ada raja besar maka tidak yang kecil. Itu hukum alam. Raja besar dan kecil ada karena rentang kendali yang begitu luas dan besar, dan sangat potensial terjadi penyalah-gunaan kekuasaan, pelanggaran HAM,korupsi, karena "kendali" dan "retang" dari kendali itu melampaui batas kesanggupan manusia. Itu juga hukum alam.

    Papua Merdeka yang kami berjuangkan bukan untuk hidup lebih baik dan bukan untuk adil-makmur seperti mimpi orang Indonesia yang tidak akan pernah dicapai itu. Yang diperjuangkan orang Papua adalah kebebasan, kemerdekaan dan keberlangsungan hidup kami orang Melanesia sebagai sebuah entitas sosial-budaya di pulau yang terpisah pula, yang selama ini menderita di dalam pangkuan ibutiri Pertiwi.

    Mengenai menghabiskan waktu minta merdeka, Indonesia juga pernah habiskan waktu selama 350 tahun untuk merdeka, nyatanya sudah merdeka, tidak membuang-buang waktu sekian lama itu, bukan? Perjuangan sebuah bangsa untuk merdeka, ini bukan perjaungan segelintir orang atau sebuah suku. Ini perjuangn sebuah entitas yang total yang utuh terpisah dan memiliki aspirasi. Maka memang tidak akan pernah mati dengan alasan apapun juga.

    Atas nama demokrasi dan HAM, sebenarnya teman2 dari Indonesa mesti mendukung Papua Merdeka. Karena justru kemerdekaan West Papua akan memakmurkan orang Indonesia, bukan sebaliknya. Paradigma berpikir "Papua di dalam Indonesia maka Indonesia dan Papua makmur" ini salah. Alasan dan arah pemikirannya tidak perlu disebut karena ini tempat publik, setan dan malaikat sama2 punya akses di website.

    wassalam! papuapost@gmail.com

    ReplyDelete
  4. Tulisan yang sangat bagus. Lengkap dengan berbagai data. semoga si baca oleh banyak orang.

    salam.

    ReplyDelete
  5. ada baik nya jika papua merdeka...
    jika papua merdeka, ada kemungkinan perusahaan2 swasta seperti freeport angkat kaki dari papua.

    ReplyDelete
  6. @papua post : maaf, saya kurang setuju dengan pernyataan anda yang menulis bahwa indonesia tidak akan mencapai sejahtera, mengapa anda bisa menulis seperti itu?
    yang kedua, saya rasa alasan anda yang mengatakan wilayah indonesia yang terlalu luas dan majemuk menjadi alasan mengapa bangsa ini tidak maju sangat dipaksakan, apakah anda tidak melihat seberapa luas AS dan Rusia? atau tidak usah jauh2 ke barat, kita lihat saja arab saudi yang luas wilayahnya konon katanya mencapai 4X indonesia, tapi nyatanya negara2 itu mampu membangun negaranya dengan baik. bila anda melihat indonesia yang majemuk penduduknya, maka AS jauh lebih majemuk lagi penduduknya. (Maaf, Saya sama sekali tidak bermaksud untuk memuji-muji AS) mohon maaf apabila ada perkataan yang kurang berkenan

    ReplyDelete
  7. Tiru Tim-tim, mereka bisa merdeka kenapa papua tidak? Cepat bergerak!!

    ReplyDelete
  8. salam damai.
    tulisan ini sepertinya mewakili banyak orang papua, merasa dijajah, merasa terpinggirkan, merasa tidak diperlakukan adil. ya... memang itu yang dirasa..

    yang coba saya simak, apakah pada Tahun 1961 Papua Membentuk negara dengan bantuan belanda, apakah ada kajian apa alasan Belanda untuk membantu,.. apakah ide membentuk negara itu juga siasatnya belanda yang tentu pada masa itu kolonialisme menjadi hal yang lumrah dengan mendapatkan daerah baru. trus jika betul apa alasan pemerintah waktu itu melakukan upaya untuk menyelamatkan papua dari siasat belanda. mungkin ada upaya2 tertentu dari indonesia untuk mendapatkan suara terbanyak yang intinya menyelamatkan papua dari siasat belanda yang mungkin telah menginakbobokan orang papua dengan madu. ya.... semua harus dikaji secara adil....

    kembali kesituasi sebenarnya... siapakah yang dominan menjadi pejabat ditanah papua, saya rasa orang papua sendiri... maaf.. salah satu warisan belanda adalah budaya mabuk.... ini yang menjadi salah satu menjadikan rakyat papua terjajah..... coba kaji dengan tenang, adil, terbuka, jujur.... apa saja akibat dari budaya mabuk..... ada juga budaya yang seharusnya dihilangkan mulai dari kita para pemuda yang sadar,, yaitu budaya memaki..... coba kaji dengan tenang, adil, terbuka, jujur.... apa saja akibat dari budaya maki.....

    saya kira kita para pemuda yang telah mengetahui dunia internet..... belajarlah kenegeri2 yang maju... pelajari budayanya....

    usaha kerja yang baik pasti akan menghasilkan buah yang baik,,, karena Tuhan bukan milik orang tertentu........

    saya setuju jika papua merdeka..... merdeka dari mabuk.... merdeka dari memaki..... maka keberkahan akan datang dari Tuhan masuk kerumah2 yang didalamnya berkumpul orang2 yang damai penuh kasih sayang.........

    salam damai.....

    ReplyDelete

Komentar anda...