Friday, July 31, 2009

Goresan Dari Hati

OCTHO- Siang itu matahari tampak muram, hujan-pun sangat deras, di tambah lagi dengan sayatan guntur, kilat serta petir yng semakin menjadi-jadi. mungkin alam telah paham, bahwa suasana hatiku sedemikian gentir, saat wanita yang selama ini menjadi tumpuhan hidupku, harus berbalik arah dengan alasan yng sangat tidak jelas.

Banyak pertanyaan muncul kala itu. apakah kau telah lupa dengan semua janji manismu? apakah Kau juga sudah tentu telah lupa dengan harapan, hayalan bahkan cita-cita konyol yang selalu kita pikirkan bersama ataukah yang kesemuanya itu hanya curahan kasih sayangmu yng sifatnya semua.

Mungkin hanya kau yng bisa menjawabnya, karena kau-pun tidak pernah berterus terang padaku tentang persoalan yng sebenarnya. Menyakitkan juga sih dengan semua caramu ini.

Dan Kadang juga yng menjadi pergulatan batinku, selalu menanyakan kenapa kau setega itu? melupakan, mengabaikan, bahkan berlagak tidak kenal padaku. apakah kau telah yakin betul-betul, bahwa lelaki yng sedang bersamamu saat ini, sangat-sangat sempurna dan tidak bercela dariku. Yah, mungkin demikian? Karena menambah dosa, apabila menilai dan menentukan baik buruknya seseorang, dalam hal ini pria yang menjadi dambaan hatimu, dan saya kira sangatlah tidak pantas menghakiminya.

Masih teringat, saat sumpah serapan kau keluarkan, agar aku mempercayai dan meyakinimu, bahwa memang betul, kau betul-betul menjadi milikku dan sangat-sangat mencintaiku. Kau berterus terang secara sungguh-sungguh, bahwa tidak ada seorang priapun di luar sana yng menjadi idolamu, walau ada, kau sering berterus terang dan cerita padaku, seakan-akan betul bahwa kau tidak pernah menaruh hati padanya.

Semua itu agaknya telah meyakinkanku, bahwa memang betul, kau begitu sangat cinta kepadaku. Dan kadang dari segala yang kau korbankan, termasuk waktu, materi bahkan diri sendiri, kadang telah meyakinkanku. Namun harus kuakui, itu salah dan dosaku, dimana memercayaimu begitu cepat. setelah ini berpikir juga, kenapa sebodoh itu diriku?

Kau tida paham, bertapa berkeping-keping hati ini, memikirkan, bahkan mengharapkanmu. Kau mungkin sedang bahagia, kau juga mungkin sedang tawa canda kegembiraan, karena pria yng selama ini menjadi lelaki idolamu, walau saat itu masih bersama-sama dengan aku telah ada di pelukanmu.

Saat membuka notes pribadiku yang sudah kusam, hati selalu menangis. saat melihat waktu-waktu saat kau dan aku duduk bahagia bersama. Saat kau dan aku duduk suka duka bersama. hanya humor, dan obrolan singkat yang sering melunakan hatiku dan hatimu saat kita sedang bergulat mencari sebuah kesempurnaan.

Semakin banyak membuka notes, semakin banyak pula harus menahan kekecewaan. Apalagi, di barengi dengan pikiran akan waktu saat kita bahagia, saat-saat kita saling mengharapkan, dan saat-saat waktu kita saling tegur sapa.

05 April 09 lalu, saat itu hatiku tidak karuan memikirkanmu. hari ulang tahunku yng telah kau tunggu-tunggu harus di rayakan tanpa kehadiran, bahkan sapaanmu. Jujur, hati sangat-sangat risau memikirkanku, hati selalu berbisik, seandainya dia ada, sudah mungkin telah menjadi malaikat sempurna yng memberi senyuman manis, sebagai kado terindah saat aku berulang tahun.

Deringan telepon dari jarak yang cukup jauh, sudah tentu telah menjadi sedikit obat penenang, dalam menemani tidur-ku. Sempat bertanya juga sama Tuhan, apa benar dia tulang rusukku?

Mungkin saya tidak ingin bicara banyak dengan coretan ini, karena hatimu mungkin sedikit paham dengan suasana hatiku saat ini. Terlanjur hati ini kecewa, dan sudah terlanjut pula hati ini di sakiti, dan tidak mungkin saya harus menelan semua muntah dengan dalih menerima dirimu kembali, apabila suatu waktu kau menginginkan demikian.

Tidak ada tempat, hati telah diisi dengan pikiran lain yng mungkin berguna buat masa depan. Dan mungkin, saya akan menjadi orang pertama yang akan mengucapkan selamat, apabila melihatmu menjadi seorang wanita yng sukses dengan segala cita-citamu. Kita mungkin akan menjadi saksi pada kehidupan, orang lain akan menjadi saksi untuk kita berdua, Antara kau dan aku, harus punya tujuan yang satu, yaitu; bahu membahu bangun tanah Papua.

*Catatan di Tengah Bisingnya Hati Nurani


Sumber Gambar: http://media.photobucket.com/image/love%20heart/funkbutter/graphics/Showing_Love/8_showing_love_heart_dancer.gif



headerr

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

Post a Comment

Komentar anda...