Dalam sambutan Hari Jadi Bangsa Papua yang ke-47
NABIRE- Saat tanah leluhur mereka di rampas, perempuan-perempuan Papua di perkosa secara biadap, anak-anak mereka di bodohi, kekayaan mereka di ambil secara semena-menaya mereka (red, orang papua) terima semua itu dengan lapang dada tanpa melakukan perlawan karena kasih sayang mereka yang begitu besar terhadapa segala manusia yang ada di muka bumi, termasuk kepada manusia Indonesia yang hidup di Papua sekalipun.
Orang Papua tidak pernah mengeluh, bahkan marah ketika pemerintah Pusat memberi ijin masuk orang-orang dari luar Papua (red, transmigrasi) dari Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi bahkan dari Makasar untuk masuk tinggal di Papua, karena orang Papua sangat menyadari dan menghargai hak hidup setiap orang. Dimana orang Papua menyadari, bahwa setiap manusia yang ada di muka bumi adalah ciptaan Tuhan yang maha esa, sehingga perlakuan yang adil, beradap serta kemanusiawi perlua di junjung tinggi,
Hal ini di tegaskan Ketua Panitia Perayaan 1 Desember tahun 2008 Yones Douw dalam sambutannya di depan ribuan warga Papua yang menghadiri acara doa bersama di Taman Mahkam Pahlawan Taman Gizi Nabire, Senin (01/12) kemarin.
Sudah cukup kita mendedam semua kasih sayang itu, sudah cukup kita pendam semua amarah itu, dan sekarang saatnya kita orang Papua harus bangkit untuk mewujdukan cita-cita bangsa Papua yang sesungguhnya, yaitu: merdeka dan dalam arti bebas dari segala penjajahan. Karena merdeka adalah hak paling hakiki yang di junjung tinggi oleh Dunia Internasional.
Hai pemuda Papua bangkitlah, Papua bebas bukan urusan Negara luar, tetapi Papua menunggu kita pemuda Papua sendiri yang bergerak untuk merealisasikan semua itu. Beberapa isu yang di bangun di Negara luar, itu hanya pengantar untuk kita mewujudkan semua itu, kita jangan lipat tangan, diam dan duduk manis karena kita sendiri yang harus memperjuangkan semua itu, kemerdekaan bukan dating dari langit, tetapi kemerdekaan dating karena perjuangan, usaha dan tangisan kita bersama, “tandasnya.
Lebih lanjut, yones menambahkan bahwa PEPERA yang di laksanakan tahun 1969 lalu adalah cacat hokum dan moral. Karena hal ini di cemari oleh beberapa Negara dari luar yang di didasari dengan alasan untuk membantu orang Papua. “Omong kosong sekali, siapa bilang Amerika membantu kita orang Papua untuk memberikan kemerdekaan, sama sekali tidak, mereka hanya menjebak kita agar segala kekayaan yang ada di Papua dapat di gunakan untuk pembangunan Negara mereka dan Negara Indonesia. Hal ini terbukti dengan penandatangan PT Freport yang di laksanakan dua tahun sebelum PEPERA di laksanakan.
Buktinya sampai saat ini, ketika orang Papua meminta kepada Amerika dan Indonesia agar adanya dialog membuktikan sejarah Papua yang sebenarnya tidak pernah mereka tanggapi semua itu. Malahan mereka memutar balikan sejarah Papua dengan yang tidak-tidak, bahkan yang berani buka sejarah Papua yang sebenarnya adalah salah seorang Sejarahwan Belanda dalam bukunya dua tahun lalu. Inikan kebenaran fakta sejarah, kalau memang benar, kenapa Amerika dan Indonesia mau menyembunyikan semua itu, “terangnya.
Douw juga menambahkan, bahwa Otsus dan pemekaran telah menumbuh hati nurani orang Papua. Sejak dulu sampai saat ini, orang Papua tidak pernah meminta Otsus maupun pemekaran, yang orang Papua minta adalah “KEMERDEKAAN” kalaupun ada orang Papua yang minta pemekaran dan otsus di Jakarta sana, itu hanya segelintir pemakan manusia yang mengatasnamakan orang Papua. Dan mereka adalah manusia-manusia bejat yang memikirkan urusan perut mereka.
Buktinya kita bias lihat sekarang, apakah otsus dan pemekaran yang mereka minta telah mendongkrak orang Papua. Sama sekali tidak, otsus hanya membunuh semangat orang Papua. Dengan uang yang trilyunan rupiah membuat orang Papua semakin jahat dan jahat dengan mempergunakan uang itu. Selain itu, uang sebanyak itu juga membuat orang Papua malas dan malas. Hal ini bukan budaya orang Papua, tetapi ini hanyalah jeratan pembunuh orang Papua yang di pasang oleh pemerintah pusat dan raja-raja kecil yang ada di Papua.
Otsus telah sangat nyata membunuh cita-cita awal orang Papua, pemekaran hanya jadi lahan untuk memperluas kinerja aparat militer yang ujung-ujung berarah kepada pemusnahan orang Papua. Otsus dan Pemekaran hanya jadi boneka agar Indonesia mendapat pengakuan dari Negara luar. Bahkan kedua boneka ini juga, senjata ampuh untuk menenggelamkan semua mimpi-mimpi itu. sebuah realita yang perlu menjadi perenungan panjang, terang douw dengan raut wajah yang sangat sedih.
Papua merdeka, adalah sebuah harapan dan kenyataan yang akan dan sedang terwujud. Maka untuk itu, saya himbau kepada seluruh warga Papua yang hadir dalam doa bersama ini, tetap menjaga api semangat. Dimana api semangat untuk mencapai sebuah kemerdekaan. Selain itu, jaga juga anak-anak anda, keluarga anda dan linkungan tempat anda tinggal. Karena banyak sekali serigala yang menyamar jadi domba untuk menyesatkan kita orang Papua, “papar douw.
Wednesday, December 03, 2008
Yones Douw: Manusia Papua, Manusia terhebat di dunia
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment
Komentar anda...