Monday, August 09, 2010

Antara Kuliah dan Menyanyi

OCTHO- Pada hari Kamis, 5 Agustus, pukul 21.00 kami bertemu. Seperti orang Papua lainnya, lelaki ini kulitnya hitam. Rambutnya keriting dan di potong agak rapi. Hidungnya cukup mancung. Malam itu Ia mengenakan kaos oblong warna kuning terang. Penampilannya jelas tak begitu rapi.

Dia adalah Mugu Zonggonau. Saya pertama kali mengenalnya lewat beberapa tembang lagu yang pernah dia nyanyikannya. Ia lahir di Kabupaten Paniai, Bibida. Umurnya lebih tua lima tahun dari saya. Ia menghabiskan masa kecil di beberapa tempat; Paniai, Nabire, Timika dan Manado.

“Saya selalu pindah-pindah tempat tinggal, bosan juga” pungkasnya.

Berbekal ijasah sekolah menengah atas dari SMA Lokon Internasional, Manado, Mugu datang ke Surabaya untuk menempuh pendidikan tinggi. Katanya tinggal di Jawa agak berat, karena harus menyesuaikan diri dengan kehidupan di kota besar.

“Saya datang ke Surabaya dengan biaya dari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Amugme dan Kamoro (LPMAK) di Timika,” tuturnya.

LPMAK adalah sebuah lembaga sosial yang di bentuk oleh PT Freeport Indonesia pada tahun 1996. Lembaga ini di bentuk untuk memberdayakan masyarakat yang ada di sekitar areal operasi PT FI. PT FI beri dana 1% untuk di kelolah oleh LPMAK. Kehadiran lembaga ini telah turut berperan penting dalam kemajuaan pendidikan di Timika. Banyak anak-anak Papua yang telah dibiayai oleh lembaga ini untuk menempuh pendidikan di luar Papua.

Selain kuliah, ada hal yang luar biasa dari Mugu, Ia sering tampil untuk menyanyi di beberapa tempat. Bahkan dia sudah menciptakan beberapa lagu.

“Sudah ada beberapa lagu yang telah direkam menjadi sebuah kaset.”

Album perdana Mugu di keluarkan pada bulan November tahun 2009 lalu, judulnya; The Exchonicles. Ada beberapa lagu yang dinyanyikan sendiri, sedangkan beberapa lagi dibantu oleh seorang sahabat. Ia juga mengaku kaset rekaman itu telah dipasarkan untuk umum.

Lelaki suara emas asal Kabupaten Intan Jaya juga mengukapkan bahwa sangat berat membagi waktu antara rekaman dan kuliah. Malahan katanya ia sering dimarahi dosen karena nilai kampus semakin buruk.

“Saya kadang lebih utamakan menyanyi dari pada aktivitas kuliah di kampus. Ini yang parah,” jelasnya.

Dia juga mengatakan bahwa selama ini yang menjadi kendala adalah terbentur masalah dana. Jika kami memilki dana, sudah pasti akan rekaman lagi, dan sekaligus perbanyak beberapa kaset rekaman.

“Saya berharap ada yang bisa membantu kami dalam hal keuangan, biar bakat saya bisa di asah lagi sekaligus bisa tetap menghibur banyak orang,” imbuhnya.

Selain menyanyi, Mugu juga punya bakat bermain musik. Menyanyi dan music adalah dua sisi kehidupan yang tak bisa di pisahkan. Ia mengatakan akan tetap menaikit tangga kehidupan. Ngomong-ngomong mana yang lebih penting, menyanyi atau kuliah yah?

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

Post a Comment

Komentar anda...