Friday, February 19, 2010

Hasil Tes CPNS Kabupaten Intan Jaya Segera Ditinjau Ulang

Roni Sani: Kami Hanya Menjadi Korban Dari Sistem Pemerintah

OCTHO- Kita harus ingat, bahwa pemekaran Kabupaten Intan Jaya hadir karena tangisan, kerinduan, serta harapan masyarakat Intan Jaya (6 Distrik), jangan sampai pemekaran ini membawah bencana yang membuat mereka menangis terus. Contohnya hasil tes CPNS yang telah diumumkan kemarin, hasilnya sangat tidak memuaskan, karena banyak anak asli Intan Jaya yang tidak tembus. Ini ada apa, siapa yang bermain di balik semua ini?

Hal ini di tegaskan salah satu Tokoh Pemuda dan Intelektual suku Moni, Roni Sani, saat ditemui media ini Jumat, (19/02) kemarin di seputaran Gerbang Sadu Wadio. Menurutnya hasil tes CPNS kali ini sangat tidak memuaskan, karena banyak kejanggalan yang terdapat di dalamnya, ini memberi tanda kalau ada yang bermain, terutama Kepala BKD Kabupaten Intan Jaya.

Dulu saat beberapa kali ada pertemuan sebelum tes CPNS di berlangsungkan, Penjabat Bupati Kabupaten Intan Jaya pernah berjanji, bahwa anak-anak asal Intan Jaya yang memilki kemampuan dan telah bergelar sarjana akan di loloskan pada formasi ini, namun yang mengherankan hal ini tidak di tepati.

Selain itu Roni juga mempermasalahkan nomor tes seleksi yang ganda dan nama yang tidak di akomodir jelas. “kami sangat bingung, masa nomor tes milik orang lain, sedangkan nama juga milik orang lain. Ini terjadi kejanggalan, kami duga ada oknum yang bermain di dalam. Kami minta dengan hormat hal ini segera di tanggapi serius oleh penjabat Bupati” tegasnya.

Roni menambahkan bahwa amanat Otsus harus betul-betul di maknai, bukan hanya sebuah aturan yang bersifat pajangan saja. Orang asli Papua (anak-anak Intan Jaya) harus diberdayakan, dalam arti beri kesempatan kepada mereka untuk kembali membangun dan memberdayakan daerah mereka.

”kami lihat dalam hasil tes CPNS kali ini sangat banyak orang pendatang yang tembus, terutama orang-orang batak, apakah ini karena kepala BKD orang batak? Kami minta hal ini segera di proses, jangan ”lacuri” amanat Otsus, kita harus ingat bahwa pemerintah Pusat betul-betul hargai UU Otsus. Kami anak-anak asli Intan Jaya bukan tidak mampu, namun kami hanya jadi korban dari sistem pemerintah di Nabire, Paniai dan Timika. Hal ini tolong di pahami,” tandasnya.

Kami betul-betul mengetahui sepak terjang dari pada Kepala BKD Kabupaten Intan Jaya, beliau adalah salah seorang pejabat daerah yang sering kali melakukan kasus jual beli kursi PNS, ini bukan baru di Kabupaten Intan Jaya, tetapi beberapa tempat yang beliau pernah singgah juga demikian. Ini yang menjadi pertanyaan, kenapa bapak bupati bisa terima orang itu di Kabupaten Intan Jaya,” tegas Roni.

Sementara itu Tokoh Masyarakat Kabupaten Intan Jaya, Samuel Sani secara terpisah melalui sambungan telepon selulernya dari Sugapa berkomentar lain kepada media ini terkait pengumuman hasil tes CPNS, yang menurutnya bahwa anak-anak asli, pemilik hak ulayat Kabupaten Intan Jaya yang tidak diakomodir oleh pemda Intan Jaya dalam penerimaan CPNS kali ini harus mendapat perhatian.

”Kita harus ingat, bahwa Kabupaten Intan Jaya hadir untuk buat kita masyarakat yang tidak berdaya tertawa. Jangan sampai, pemekaran ini menjadi bencana atau bom waktu yang dapat menimbulkan konflik di Kabupaten Intan Jaya. Kenapa banyak anak-anak saya, terutama marga Sani yang tidak di terima, mereka pemilik hak ulayat Kabupaten Intan Jaya, kita harus ingat itu” tegasnya.

Beliau menambahkan, jika Penjabat Bupati Kabupaten Intan Jaya tidak akomodir hal ini, sudah tentu akan menggangu aktivitas pemeritahan yang sebentar lagi akan berlangsung di Kabupaten Intan Jaya. ”Jika pemda Intan Jaya tidak ingin ada konflik atau hambatan dalam membangun di Kabupaten Intan Jaya, terutama akvitas pemerintahannya, saya sangat harap Bupati tolong akomodir marga Sani, karena saya dapat infomrasi bahwa sangat banyak anak-anak marga Sani yang tes, namun hanya 2 orang saja yang di terima” tegasnya.

Jika Penjabat Bupati tidak tanggapi serius soal ini, saya hanya takut dapat berdampak yang lebih buruk lagi bagi keberlangsungan Kabupaten Intan Jaya. ”Sudah cukup anak-anak asli Kabupaten Intan Jaya, terutama marga Sani menjadi penonton, untuk saat ini kami minta dengan hormat tolong akomodir harapan mereka,” tegasnya mengakhiri obrolan. (op)


Sumber: Koran Harian Papua Post Nabire

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

Post a Comment

Komentar anda...