Thursday, April 15, 2010

Puluhan Wisatawan Yang Akan ke Puncak Cartensz di Tahan Masyarakat


OCTHO- Lagi-lagi PT Freeport Indonesia kembali berulah, dimana mendatangkan puluhan wisatawan asal manca Negara melalui biro perjalanan dari Jakarta, hal ini terlihat dari kedatangan mereka yang sedang di tahan oleh penduduk asli dan masyarakat adat pemiliki hak ulayat Cartensz Pyramid di lapangan Moses Kilangan, saat mereka tiba dengan pesawat Merpati Nusantara dari Jakarta, Kamis (15/04)tadi.

Kepala Bidang Pariwisata Kabupaten Intan Jaya, Januarius Maisini yang kebetulan sedang berada di Timika berkomentar kepada media ini, bahwa kedatangan mereka tidak sesuai dengan kesepakatan yang telah di bentuk.

“Kami telah menetapkan jalur kedatangan wisatawan, dimana melalui Kabupaten Intan Jaya, Sugapa, namun lagi-lagi PT FI memediasi kedatangan mereka dengan melalui areal pertambangan, ini tidak benar,” ujarnya.

Maisini juga menambahkan, PT FI telah melarang siapapun untuk berpergian ke Cartensz melalui jalur pertambangan, namun kami bingung, beberapa hari belakangan ini kenapa PT FI memfasilitasi mereka lewat jalur ini. Ada kepentingan apa?

“Biro perjalanan local telah ada, kenapa PT FI dan biro perjalanan dari Jakarta tidak memberikan kepercayaan kepada mereka. Ini sudah melanggar hak-hak mereka. Ini juga perlu mendapat perhatian yang serius dari pemerintah provinsi,” imbuhnya.

Hingga saat ini beberapa pendaki yang akan berangkat ke Puncak Cartensz tidak di ijinkan berangkat oleh masyarakat. “Kami melarang dengan tegas kepergiaan mereka, karena kedatangan mereka tidak berkordinasi dengan kami pemerintah daerah, dan pihak swasta yang telah mendapat kepercayaan untuk mengelolah biro perjalanan,” akhiri Maisini.

Sekedar di ketahui, kedatangan para turis gelap yang melalui biro perjalanan dari Jakarta di perkirakan 200-300 orang setiap tahunnya. Sudah tentu ini merugikan pemerintah di Papua, baik pemerintah provinsi maupun pemerintah daerah.(op)



headerr

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

Post a Comment

Komentar anda...