Prolog
OCTHO- Kita semua telah tahu, bahwa kabupaten Intan Jaya telah di mekarkan beberapa waktu lalu. Hal ini ditandai dengan dua moment terpenting, yang pertama berlangsungnya pelantikan karateker penjabat Bupati Kabupaten Intan Jaya beberapa bulan lalu di Jakarta oleh Mendagri, dan yang berikut pelantikan eselon II, III, serta eselon IV yang telah di berlangsungkan di Kabupaten Intan Jaya beberapa hari lalu, tepatnya tanggal 26 Agustus 2008.
Walau pelantikan pejabat-pejabat eselon II, III serta eselon IV terkesan tertutup, namun setidaknya harus di syukuri, karena SKPD yang diharapkan masyarakat setempat telah terpenuhi. Tidak ada harapan lain dari masyarakat dengan pelantikan ini, hanya berharap pejabat terpilih memberdayakan segala kekurangan, tangisan, serta ketidakberdayaan yang selama ini membelenggu masyarakat Intan Jaya.
Mengapa pelantikan ini saya katakan terkesan tertutup, karena sejak acara pelantikan hingga sampai saat ini, tidak ada satupun media yang meliput serta mendokumentasikan acara pelantikan ini. Banyak orang bertanya-tanya, maksud apa dibalik semua itu. Bukankah public perlu mengetahui, tentang structural SKPD baru yang telah terbentuk dan bekerja untuk masyarakat Intan Jaya?
Gambaran Pemekaran
Pemekaran wilayah baru di Papua nampaknya seperti fenomena gunung es yang tidak bisa terbendung lagi. Jakarta dan “raja-raja kecil” di Papua memberi alasan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Apa betul dengan pemekaran rakyat akan lebih sejahtera? Beberapa fakta menunjukan tidak demikian, malahan semakin menambah luka batin warga di daerah Pemekaran.
Melihat berbagai usaha dan kerja keras dalam hal ini terkait pemekaran Kabupaten Intan Jaya sebagai warga asli Kabupaten Intan Jaya, kita harus berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada mereka yang dengan tabah dan sabar dalam segala kesibukan kantor dan keluarga mereka yang masih meluangkan waktu untuk pergi urus pemekaran daerah baru, hingga sampai jalannya Kabupaten Intan Jaya saat ini. Dan ini suatu pekerjaan mulia yang perlu untuk di acungkan jempol.
Ketika pengesahan terbentuknya Kabupaten Intan Jaya, serta pelantikan karateker pejabat Bupati, warga Moni seantoro Indonesia tentunya akan bersorak kegirangan karena akan melihat sebuah daerah baru yakni tanah leluhur mereka bisa berdiri sendiri. Sebenarnya kalau mau jujur di balik tawa canda mereka tersimpan beribu pertanyaan. Yang mana pertanyaan itu harus di jawab agar ada kemajuan yang singnifikan saat roda pemerintahan di Kabupaten Intan Jaya dijalankan.
Karena pemekaran Kabupaten Intan Jaya sendiri adalah sebuah harapan yang telah rakyat Kabupaten Intan Jaya dalam hal ini suku Moni, Nduga, Dani, serta Wolani harapkan. Dimana sebuah harapan ini telah menjadi kenyataan, dengan perjalanan yang begitu panjang, hingga sampai saat ini.
Inti utama dari pada tulisan ini mengajak siapapun yang peduli dan ibah dengan kondisi rill masyarakat Intan jaya (sugapa, red) untuk lebih bersuara agat tidak ada pembodohan dan pembodohan yang pemerintah dan pejabat lakukan terhadap warga setempat terutama warga Moni sendiri. Kaum terpelajar mempunya fungis penting untuk mengontrol kinerja ini.
Karena beberapa pengalaman menunjukan demikian. Daerah Operasi Baru (DOB) yang baru dimekarkan akan menjadi ajang perebuatan kekuasaan, jabatan, uang serta hal lainnya. Dimana selalu dan selalu masyarakat setempat yang jadi korban. Para pejabat saat pergi urus pemekaran, selalu bilang mereka berjuang untuk rakyat, nyatanya kadang saat menjabat mereka lupakan jembatan yang selama ini mereka pakai untuk mendapatkan semua itu. Hal ini bias di istilahkan seperti kacang lupa kulit.
Pemekaran dan Kepentingan
“bapak tolong dengarkan yang kami bicara saat ini, karena ketika Intan Jaya beroperasi kalian-kalian ini yang akan menjadi penjabat, dan kami warga kecil akan jadi penonton. Jadi tolong hargai pendapat kami orang kecil” kata salah satu bapak saat berlangsung pertemuan masyarakat dan beberapa pejabat dari Intan Jaya di Gerbang Sadu, wadio beberapa saat lalu.
Sebenarnya dosa dari para pejabat dan birokrat yang selalu “egois” itu rakyat sudah paham. Tapi apa boleh buat, mereka hanya rakyat kecil yang tidak pernah di berikan kesempatan untuk bersuara. Suara mereka selalu di anggap sebagai suara “sampah” sehingga untuk demokrasi di Papua terutama di daerah Operasi Baru sudah mati. Matinya demokrasi, sekaligus mematikan semangat rakyat kecil.
Padahal kata Abraham Lincol, Presiden Amerika Serikat yang ke-16 bahwa “Negara ada dari rakyar, oleh rakyat dan untuk rakyat” pada intinya semua kembali kepada apa yang di sampaikan rakyat. Ada rakyat sehingga Daerah Operasi Baru (DOB) bias di bentuk, ada rakyat sehingga para pejabat bisa terima uang, ada rakyat sehingga ada jabatan untuk para pejabat jadi omong kosong kalau ada pemekaran karena seorang pejabat. Usaha yang dilakukannya-pun akan sia-sia kalau rakyat tidak mendukung.
Pertanyaan penting yang harus di jawab oleh semua kita, pemekaran Intan Jaya untuk siapa? Apa untuk para pejabat yang selalu haus akan sebuah jabatan ataukah untuk rakyat jelata di kampong-kampung yang selalu menangis karena ketidakberdayaan mereka.
Beberapa peristiwa menyakitkan yang terjadi dengan ulah pemekaran sebuah wilayah. Dimana semua itu yang ujung-ujungnya rakyat jelata yang menjadi korban. Dan hal ini sangat tidak etis atau disayangkan sekali. Beberapa peristiwa itu seperti di bawah ini.
Gubernur Papur Barat, Bram Oktovianus Ataruri kecewa dengan tidak terpilih dirinya pada Pemilihan Kepala Daerah di Provinsi Papua beberapa saat lalu. Bisa di katakan kalah bersaing dengan Jap Salosa (alm) sehingga dengan gigihnya memperjuangkan terbentuknya Provinsi baru yang saat ini di kepalainya. Sifat Egoisme dan Kecemburuan yang terlihat dalam perkara ini. Padahal tidak semua rakyat Papua Barat menghendaki sebuah pemekaran.
Setelah Provinsi Papua Barat di mekarkan, giliran mereka kalang kabut dengan pembagian dana Otsus. Karena amanat UU No. 21 Tahun 2001 di berikan hanya untuk Provinsi Papua. Sehingga hal ini lebih mempersulit pemerintahan dan pengambilang kebijakan. Jakarta membuat rakyat Papua konflik dengan hal ini. Bahkan di isukan akan ada pembentukan MRPB, yang mana semua ini sudah keluar dari jalur Undang-Undang. Lagi-lagi konflik dan pertikaian yang mereka ciptakan di Papua. Ini ulah pemekaran bukan??
Beberapa saat lalu, mahasiswa Mamberamo Raya di Jayapura beroreasi di depan Kantor Gubernur Provinsi Papua, yang mana mereka (red, mahasiswa) menilai Bupati Pejabat sementara yang di berikan jabatan karir telah di duga korupsi uang rakyat. Padahal kabuapten ini di mekarkan seumu biji jagung alias “baru sekali” memalukan, hal ini bias di gambarkan dengan pejabat seperti demikian. Ini ulah pemekaran, bukan?
Kabupaten raja Ampat adalah kabupaten yang kaya dengan kandungan nikelnya. Sehingga tidak heran banyak pengusah berebut. Yang kalang kabut pejabat bupatinya pada saat Marcus Wanma, Lagi-lagi rakyat di buat terpasung dengan segala ketidakberdayaan, ketika pejabat Bupati Marcus Wanma yang ada pada saat itu memberikan ijin banyak perusahan beropeasi di daerah itu.
Giliran bupati terpilih memerintah, beberapa pengusaha di cabut ijin operasional hal ini menimbulkan keresahan di tubuh masyarakat sampai saat ini. Yang dimana rakyat lagi-lagi menangis karena nasib buruk yang mereka alami dengan perampasan yang di lakukan beberapa pengusah, semena-mena yang Bupati terpilih raja ampat lakukan untuk menarik ijin operasional itu semakin menambah luka batin warga masyarakat. Yang ujung-ujung semakin meragukan kesungguuhan dari para pejabat untuk lebih memberdayakan rakyat.
Selain itu, di media masa beberapa saat lalu kembali di ributkan dengan ketidaksetujuan beberapa kaum Intelqtual dari Kabupaten baru, yakni Kabupaten Dogiyai yang dimana mengkritisi kebijakan bupati karateker yang memberikan porsi 70% kursi pemerintah di Dogiyai untuk orang pendatang. Hal ini jelas-jelas sangat melacuri semangat masyarkat setempat untuk menerima sebuah pemekaran.
“saat dogiya mau di mekarkan, para pejabat mengatakan bahwa dogiyai itu masyarkat di atas punya, tra orang dari luar yang boleh duduk diatas, giliran setelah di mekarkan semua kalang kabut, masyarakat di atas yang SDM-nya mampu di lupakan begitu saja. Saya bingung nih, dogiyai dimekarkan untuk siapa? Terang salah satu bapak beberapa saat lalu di seputaran Pasar Oyehe.
Jangan di Kabupaten Intan Jaya
Jangan sampai Kabupaten Intan Jaya di mekarkan untuk para serigala berbulu domba yang selalu haus dan lapar akan jabatan, kedudukan serta uang. Karena itu hal ini perlu sekali untuk di antisipasi. Ketika Intan Jaya beroperasi dan ada ketidakbenaran yang di lakukan kaum terpelajar mempunyai andil yang sangat besar dalam mengkritisi semua itu. Kebenaran harus benar, tidak bisa benar dan salah di gabungkan. Kebenaran selalu mutlak apabila benar, kesalahan tetap salah apabila salah.
Inti utama pemekaran harus kembali seperti yang pernah Abraham Lincoln katakan. Karena beberapa pejabat di Papua sering membalik slogan itu. Yang mana dari pejabat, oleh pejabat untuk pejabat. Slogan seperti ini selalu di pakai di tanah Papua, terutama para pejabat Papua yang “tidak tau diri”.
Para pejabat Papua yang selalu haus dan lapar akan jabatan, harus paham betul dengan kerinduan yang raykat sampaikan. Jangan jadi kalang kabuat dengan kepentingan-kepentingan tertentu. Mau jadi pejabat atau pemimpin di Kabupaten Intan Jaya, harus gantungkan dulu sifat egoisme. Ketika ada beberapa jabatan dan kedudukan yang akan di berkan kepada para pejabat yang Egoisme, saya dan beberapa mahasiswa akan punya andil yang sangat besar dalam mengkritisi kebijakan ini.
Pemekaran harus menjawab kerinduan masyarakat di Kabupaten Intan Jaya. Pemberdayaan masyarakat di Kabuapaten Intan Jaya harus di perhatikan. Rakyat butuh uluran tangan dari pemerintah, rakyat butuh topangan dari pemerintah, rakyat butuh jamahan dari pemerintah. Berikan kepercayaan kepada rakyat Intan Jaya dengan hal-hal yang benar. Yaitu, memerintah dengan asas kebenaran, bukan dengan asas kemunafikan. Maka mereka akan memercayai kalian para pejabat.
Berikan kesempatan yang lebih kepada kaum terpelajar yang memilki SDM yang mapan, entah siapa-pun, dari manapun dia. Berikan kepercayaan yang mendalam kepada mereka untuk memberdayakan masyarakat yang sangat tidak berdaya. Mampukan, mereka untuk mengatur daerah-daerahnya. Karena inti utama dari pemekaran haruslah demikian, yaitu memberdayakan mereka masyarakat yang memiliki tanah ada di Kabupaten Intan Jaya.
Pertanyaan diatas akan terjawab, ketika masyarakat Moni yang ada di Intan Jaya di berdayakan dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Pertanyaan di atas akan terjawab juga ketika para pejabat memerintah Intan Jaya dengan semau-maunya tanpa memperhatikan asas kebenaran. Semoga jawaban yang terbaik dan benar yang bisa kita terima bersama, karena warga masyarakat Intan Jaya juga mengharapkan yang demikian. Dan kita tinggal tunggu, jawaban apa yang akan terjawab sesuai perkembangan.
Epilog
Para pejabat SKPD Kabupaten Intan Jaya telah di lantik. Sumpah serapan telah di keluarkan, dimana menyatakan keseriusan, serta kesungguhan dalam memimpin Kabupaten Intan Jaya. Saatnya menunjukan kepada masyarakat, bahwa komitmen serta janji yang telah di keluarkan adalah keseriusan dalam membangun.
Dalam keseharian, masyarakat akan mengontrol kinerja, serta peran dari para pejabat SKPD di lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Intan Jaya yang telah terbentuk. Sesuai kesepatakan, kantor perwakilan Kabupaten Intan Jaya juga akan didirikan di Kabupaten Nabire, tepatnya keluharan siriwini, sudah tentu mempermudah masyarakat untuk mengontrol segala kinerja.
Takut akan TUHAN, adalah kunci utama dalam membangun kabupaten intan Jaya. Walau banyak beredar isu, bahwa Kabupaten Intan Jaya akan berjalan seperti Kabupaten Induknya, yaitu kabupaten paniai, yang sampai sekarang kemajuan serta kehadirannya tidak di rasakan masyarakat.
Wajah-wajah baru pejabat Intan Jaya, sudah tentu akan menambah wacana tersendiri untuk membangung Kabupaten Intan Jaya. Hanya satu kata, selamat menjalankan tugas, TUHAN, masyarakat, dan tanah adat akan mengontrol segala kinerja dan pejabat-pejabat terpilih yang di lantik beberapa hari lalu.
Monday, August 31, 2009
Kabupaten Intan Jaya, Pelantikan, serta Kinerja Pejabat Terpilih
Pelantikan Ketua Osis SMP dan SMA Kristen Anak Panah Terpadu Berlangsung
OCTHO- Senin, (09/09)lalu berlangsung upacara pelantikan ketua Organisasi Intra Sekolah (Osis) terpilih SMP dan SMA Kristen Anak Panah Terpadu, Nabire. Upacara pelantikan ini berlangsung sejak pukul 07.00 hingga selesai di halaman sekolah SMP dan SMA Kristen Anak Panah Terpadu, Nabire.
Dalam arahannya, kepala sekolah SMP Kristen Anak Panah terpadu, Peris Banjarnahor, S.Pd mengingatktan agar semua siswa dan guru memberikan dukungan penuh kepada ketua Osis baru yang telah terpilih “saya himbau kepada semua guru maupun siswa-siswi di SMP dan SMA Anak Panah, agar kita berikan dukungan penuh kepada mereka yang telah terpilih, agar sekolah menjadi tempat belajar yang menyenangkan”.
Selain itu, ketua Osis terpilih dengan perangkat kepengurusannya harus bekerja maksimal agar beberapa kegiatan sekolah yang belum berjalan tetap di jalankan. “saya salut keberanian, serta kesiapan kalian untuk menjadi pemimpin siswa di sekolah ini, dan kerjakan tanggung jawab serta kepercayaan yang siswa dan guru berikan kepada kalian” tandasnya.
Selain arahan dari kepala sekolah SMP, kepala sekolah SMA Kristen Anak Panah, Julius Andi, M.Pd juga diberikan kesempatan untuk menyampaikan sambutannya. Dalam arahannya Julius mengajak siswa-siswi untuk lebih tekun belajar, serta memberikan semangat kepada ketua Osis terpilih yang nantinya menjalankan tugas.
“ketua Osis, baik SMP maupun SMA yang terpilih adalah suara setiap siswa di sekolah ini, jadi dukung, pacu serta topang mereka, agar mereka bias mengarahkan dan membawah sekolah dan siswanya menjadi yang unggul. Beberapa bidang dan seksi yang telah terbentuk, harus saling membantu dan saling menopang, agar program-program sekolah yang telah di tetapkan bisa berjalan dengan baik”.
Pemilihan ketua Osis SMP dan SMA Kristen Anak Panah Terpadu sendiri telah dilangsungkan pada Sabtu, (07/09) lalu. Dimana ketua Osis SMP terpilih adalah Kaleb Rawar, wakilnya Lazarus Samanui, sekertaris Emira Talenggen, serta bendarahnya Mira Sadriana. Sedangkan SMA Kristen Anak Panah sendiri, ketua Osis terpilih adalah Rimai Raharusun, wakil Daniel Sudjarwo, sekertaris Melianus Duwitau, serta bendarahanya Fanuel Dwi Arwam.
Guru pendamping SMP Kristen Anak Panah, Budi Santoso, S.Sos serta pendamping Osis SMA Kristen Anak Panah, Niko Rahanra, ST merasa sangat puas dengan pembentukan perangkat Osis yang baru ini. “harapan kami mereka dapat bekerja maksimal untuk mewujudkan sekolah yang mendidik dan mencerdaskan peserta didik,” pungkas Budi Santoso, S.Sos
Sejak terpilih, mereka akan menjalankan tugas serta tanggung jawab yang telah di berikan. Banyak seksi yang terbentuk dalam pemilihan kali ini, seksi minat dan bakat, seksi olahraga, seksi kebersihan, seksi keamanan, seksi kerohanian serta seksi seni dan budaya. Semua diharapakan bekerja maksimal untuk kemajuan SMA dan SMP Kristen Anak Panah Terpadu yang mandiri serta mencetak seorang pemimpin yang dapat membangun tanah Papua. (pogau)
Wednesday, August 26, 2009
Sa Mungkin Akan Berhenti Berjuang!!!!!!!
OCTHO- Sa baru sadar, ternyata sa pu jalan tuk dapatkan ko tidak selamanya lurus. Padahal selama ini sa berpikir, bahwa jalan ini mungkin akan selamanya tetap lurus terus, sa juga berpikir bahwa ko selamanya akan ikut dengan arah pikiran yang sa ambil. Karena apa sa bisa simpulkan itu, karena memang ko demikian penurut, hal ini sa simpulkan saat awal pertemuan kita.
Sekarang ini sa bingung, dimana telah sampai pada puncak sebuah kejenuhan. Sa jenuh untuk berjuang, jenuh untuk berusaha, bahkan sudah jenuh untuk meyakinkan ko, bahwa sa sungguh-sungguh sayang dengan ko.
Sa tidak tau, ko sadar kha tidak, melihat sa merenggek-renggek seperti anak kecil begini, Dimana begitu mengharapkan kasih sayangmu, begitu mengharapkan kejujuranmu, mengharapkan keterbukaanmu serta sebuah kepastian.
Dari arah pembicaraan beberapa kali di telepon, sebenarnya sudah bisa yakinkan sa, bahwa memang betul, ko begitu serius dengan sa, tapi sa bilang tidak, itu hanya penyamaran, supaya sa dan orang lain bilang bahwa memang ko betul-betul terima sa apa adanya, nyatanyakan tidak demikian??
Sa tau, cinta tu butuh pengorbanan, tapi bukankah tidak pantas berkorban sampai korbankan segala-galanya saat ini. Korbankan study, korban perasaan, korban materi, bahkan korban segala-galanya yang sa rasa tidak pantas dibahas disini.
Sa juga tau, cinta itu butuh kesetian. Tapi bukankah, kesetiaan yang sa ambil ini telah dan harus membuka mata hatimu, bahwa memang sa begitu serius dengan ko. Banyak yang bisa ko pandang, dan semua itu bukti besar kesetiaan sa padamu, bukti bahwa tidak ada orang lain yang sa harapakan, selain hanya ko.
Sa hanya berharap saja, koe bisa jelaskan semua ini padaku, apakah memang betul ko telah memiliki pujangga hati yng lain. Sa hanya sangat-sangat harap, koe jelaskan, dan sampaikan hal itu. Jujur, sa sangat senang jika koe sampaikan hal ini secara terus terang pada saya.
Ketika ko jelaskan semua ini, yakinklah bahwa sa tidak akan marah, tidak akan kecewa, bahkan tidak berpikir banyak tentang dirimu, sa hanya butuh sebuah kepastian, pastikan bahwa kau memang ingin tetap lanjut dengan sa, atau ingin lanjut dengan orang lain yang selama ini jadi bayangan dalam hidupmu.
Dalam beberapa waktu, sa pernah bilang ke sa pu teman-teman, bahwa memang betul, ko salah satu wanita yang buat sa pu mata buta. Hanya puas ketika memandang koe, hanya bahagia bahkan senang ketika memandang ko, bahkan sampai pada puncak sebuah pemikiran, sa pernah bertanya, apa benar ko telah tercipta untuk sa?
Tapi sa juga bingung, kenapa sa bisa simpulkan yang lebih-lebih. Padahal ko sendiri tidak pernah terlalu begitu berharap, bahkan membanggakanku, apalagi memujaku. Sa memang sadar, sa bukan orang penurut yang begitu curahkan semua hidup untuk menyelesaikan studi dengan baik, seperti yang ko harapkan.
Dan mungkin, kau salah satu yang benci dengan mereka yang suka bengkalaikan bangku studi untuk berbuat hal-hal lainnya, Sa saat itu su jelaskan ke koe, bahwa sa tidak ingin hidup sa di habiskan hanya untuk berbuat hal-hal kecil yang tidak ada gunanya untuk orang lain,
Tapi sa jua tidak tau, koe mengerti apa dari pembicaraa ini, sa tidak tau, koe paham apa dari pembicaraan ini. Dan sa piker apa yang ko bicarakan waktu itu seharusnya koe berterus padaku, katakan, sa tidak suka dengan jalan yang ko ambi, dan sa juga pasti akan ambil sikap tegas dari hal itu.
Tapi semua su berlanjut, tidak mungkin tong dua bisa putar waktu, dan keadaan saat itu untuk di renungkan kembali. Sa tidak ingin hidup sa di habiskan memikirkan hal-hal pribadi, yang sifatnya ego pribadi, sa juga tidak ingin semua di reka-reka ulang, untuk menghambat segala kegiatan yang sa jalani saat ini.
Sa akan berusaha untuk melupakan ko, walau belum ada putusan pasti dari ko terkait keberadaan hati saya yang selalu terapung-apung. Dan sa juga tetap berjalan, melanjutkan segala atkivitas dan kegaitan saya untuk membangkitkan, membangun, bahkan memampukan orang lain, yang tidak adalah tujuan hidup sa.
Ini mungkin curahan bagian terkecil dari harapan, tangisan, bahkan problem terkecil dari kehidupan saya. Semoga ko paham, semoga ko bisa ngerti, bahkan semoga ko bisa secepatnya ambil sebuah keputusan, sebuah keputusan yang mungkin menjadikan ko manusia yang betul-betul hidup.
Sunday, August 16, 2009
Kasihan, Bangsa Indonesi Belum Merdeka!!!
OCTHO- Kasihan bangsa Indonesia, sudah hampir 64 Tahun telah menyatakan diri bebas, berdaulat sebagai sebuah negara merdeka, namun kenyataannya tidak demikian. Masih banyak etnis lain dalam wilayahnya yang di jajah atas nama hukum, atas nama kemanusiaan. Ini bukan memerdekakan, tapi malah memperbudak dan menjajah. Kalua begini Indonesia bukan merdeka, tetapi Indonesia terbelenggu.
Sekali merdeka tetap merdeka. Ucapan inilah yang selalu diucapkan oleh setiap warga Negara Indonesia. Semangat nasionalisme sendiri bisa timbul karena telah di besarkan, di didik, bahkan telah di ajar oleh Negara Indonesia. Mungkin degungan semangat nasionalisme sangat pantas muncul pada hari kemerdekaan bangsa Indonesia yang ke-64 seperti saat ini.
Kemerdekaan bangsa Indonesia bisa di tempuh setelah hamper 350 Tahun memperjuangkannya. Tiga setengah abad bukanlah waktu yang cepat namun sangatlah lama. Melalui berbagai perjuangan dan pengorbanan sampai menumpahkan darah, dan akhir dari perjuangan tersebut adalah Soekarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 yang sekaligus mengumumkan atau memberitahukan seluruh masyarakat Indonesia maupun kepada dunia bawah telah berdiri satu Negara baru yaitu Negara Indonesia.
Seiring dengan perkembangan waktu setelah Indonesia berdiri menjadi satu negara yang kokoh dan kuat maka terjadilah berbagai pemberontakan dari berbagai pihak terutama pihak Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dikomandani oleh Letkol Untung yang bertujuan untuk memisahkan persatuan dan kesatuan Negara Indonesia.
Namun semuanya itu tidak berhasil dilaksanakan dan dipatahkan oleh tentara Indonesia yang dikepalai oleh MayJen Soeharto kala itu. Dengan keberaniannya dalam menumpas pergerakan PKI maka banyak orang menganggap Soeharto-lah orang yang paling pantas dalam memimpin. Pada tanggal 11 Maret keluarlah suatu ultimat dari Presiden Soekarno yang disebut SUPERSEMAR. Kesempatan itulah yang dipakai Pak Soeharto untuk segera menjatuhkan kedudukan Presiden Soekarno untuk tetap memerintah Indonesia.
Dengan lengsernya Soekarno maka kekuasaan penuh dilaksanakan oleh Presiden Soeharto. Berbagai gejolak dan peristiwa yang mengancam Negara Indonesia terjadi. Namun semua itu dikendalikan oleh Presiden dan semuanya berjalan dengan mulus. Kurang lebih 32 tahun Presiden Soeharto memerintah, maka bosan dan jenuhlah rakyat terhadap masa kepemimpinannya. Rakyat Indonesia yang dimotori oleh mahasiswa berdemonstrasi meminta Presiden Soeharto lengser, hingga terjadi kasus Semanggi yang menewaskan beberapa mahasiswa. Akhirnya Pak Harto memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya dan menyerahkan ke Wakil Presiden yang pada saat itu adalah Baharudin Jusuf Habibie.
Masa pemerintahan Habibie cukup singkat kira-kira 1 tahun, namun ditandai adanya perjuangan maka rakyat Timor Leste yang berambisi untuk memisahkan diri lewat referendum. Dengan berpisahnya Timor Leste menandakan bahwa telah menodai Pancasila sesuai dengan sila ketiga yang mengatakan Persatuan Indonesia. Dengan pisahnya Timor Leste berarti Indonesia tidak bersatu bahkan tidak utuh lagi.
Kemudian melalui pemilihan umum maka rakyat Indonesia dengan bulat memilih Presiden Abdurahman Wahid (Gusdur) menjadi Presiden Republik Indonesia yang keempat. Dengan terpilihnya Gusdur semua rakyat berharap kesejahteraan lebih diutamakan dan kejujuran dalam memimpin lebih ditonjolkan. Namun karena ketidakpuasaan rakyat terhadap masa pemerintahannya maka beliau dilengserkan juga oleh MPR. Wakilnya kala itu, Megawati Soekarno Putri menggantikan Gusdur dalam roda pemerintah Negara Indonesia.
Pada tahun 2004 terjadi pemilu kedua yang dilaksanakan di seluruh Indonesia dengan super ketat dalam memilih seorang pemimpin. Dengan penuh kepercayaan, penuh harapan maka rakyat Indonesia memilih sosok pemimpin dari partai Demokrat yaitu Bapak Susilo Bambang Yudhoyono untuk memimpin, mengendalikan dan mengepalai kehidupan rakyat Indonesia.
Banyak harapan perubahan dari terpilihnya beliau, seperti rakyat jelata yang miskin berharap, mereka tidak lagi tidur di kolong jembatan, para guru dan dosen berharap APBN 20 persen untuk mereka tidak lagi dinodai oleh tangan-tangan jahil yang tidak bertanggung jawab, para pelajar berharap juga tidak terlalu menggonta-ganti kurikulum yang dapat mencelakakan siswa sendiri, dan mereka juga berharap Ujian Nasional bukan menjadi pedang untuk membunuh mereka dalam mencapai masa depan mereka, para badan organisasi berharap dengan terpilihnya beliau setiap aspirasi dan pendapat mereka yang membawah bangsa Indonesia untuk menuju yang lebih baik segera ditanggapi dan orang Papua sendiri berharap dengan terpilihnya beliau pelanggaran HAM yang telah sejak lama membabi buta di bumi Papua segera dihentikan karena kita semua merupakan ciptaan Tuhan yang kodrat atau derajatnya sama. Namun semua harapan itu telah pupus ditelan berbagai janji yang tidak ditepati.
Baru saja beliau menjabat sebagai presiden namun peristiwa mengenaskan dan tragedi yang memilukan telah menelan banyak korban. Seperti korban angkutan laut dengan tenggelamnya KM Senopati, angkutan udara dengan jatuhnya pesawat Adam Air, serta aksi terorisme yang dasyat dengan korban yang begitu banyak.
Tidak sampai di situ saja namun baru saja menjabat, Aceh diguncang gempa dan tsunami yang sangat dahsyat dan luar biasa sehingga ratusan ribu orang tak bersalah harus mati. Tidak hanya Aceh, Jogja sendiri diguncang gempa dan juga harus menelan banyak korban yang tak bersalah. Dengan berbagai peristiwa dan tragedi yang terjadi membuktikan apa yang diharapkan oleh seluruh bangsa Indonesia dalam kepemimpinan Beliau sangatlah tidak terlaksana dengan baik.
Dengan melihat berbagai tragedi maupun peristiwa yang terjadi pada pemerintahan keenam pemimpin tersebut penulis memberikan satu pertanyaan "Apakah rakyat Indonesia sudah merdeka?"
Banyak orang memahami merdeka hanya dikaitkan dengan konteks kalau sudah lepas dari penjajah saja. Padahal pemahaman tersebut sangatlah salah. Tetapi kemerdekaan yang sesungguhnya adalah setelah melepaskan diri dari penjajah suatu Negara tertentu, menikmati hasil kemerdekaan tersebut seperti bebas dari kemiskinan, penjajahan interen (penjajahan dalam negeri), hidup makmur, sejahtera dan damai.
Apakah kedamaian dan keamanan telah terjadi dari hasil pemerintahan keenam Presiden tersebut? Jawabannya sangatlah tidak. Kita juga perlu memperhatikan tuntutan yang datangnya dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan Republik Maluku Selatan (RMS). Semua tuntutan dan harapan mereka hanya atas satu dasar yaitu rakyat mereka ingin agar pemerintah tidak hanya banyak membual tapi ada kebenaran yang harus dibuktikan dalam memimpin.
Setelah terjadi berbagai peristiwa tersebut maka para Pemimpin Bangsa tidak bisa hanya diam saja dalam menyikapi berbagai masalah tersebut. Tetapi ada tindakan yang harus diambil untuk membawa rakyat Indonesia ke arah yang lebih baik lagi.
Solusi yang pertama khususnya untuk para pemimpin adalah :
Membuka diri, dengan arti menerima semua masukan dan kritikan yang akan membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik.
Mengintropeksi diri, dengan arti para pemimpin mengkoreksi diri atas semua kesalahan yang dibuat dan meminta ampun kepada Sang Pencipta.
Kerja sama, dalam arti saling dukung mendukung dalam kepemimpinan dari pusat hingga daerah untuk kemajuan yang lebih baik ke arah kemerdekaan yang sebenarnya.
Kejujuran dan kebenaran, dalam arti menjalankan kursi Pemerintahan atau menakodai kapal Indonesia dengan mentaati norma-norma dan peraturan yang dibuat terutama takut akan Tuhan.
Selamat berjuang menempuh kemerdekaan yang sesungguhnya..........!
Sumber Gambar klik disini
Hati Yang Mengampuni.......
OCTHO- Hati yng mengampuni walau di sakiti
hati yng mengampuni walau di kecewakan
hati yng mengampuni walau disudutkan
DAN......
Hati yng menerima, walau kadang KAU tidak adil
hati yng menerima walau kadang KAU bisu
hati yng menerima walau kadang KAU tuli
hati yng menerima walau kadang KAU berlagak tak tau
SERTA.....
hati yng memberontak ketika keadilan tetap di lacuri
hati yng memberontak ketika kebenaran tetap di sembuyikan
hati yng memberontak ketika hukum di lacuri terus-menerus
MUNGKIN semua ini akan menjadi gulatan di batin, dan menjadi suratan untuk pencipta yng telah, dan sedang menciptkan bangsa PAPUA yng menginginkan sebuah kebebeasan.
Renungan Minggu Pagi.....
Tuesday, August 11, 2009
Agama dan Gombalnya Manusia
OCTHO- Stop bicara banyak banggakan AGAMA sudah, kalau memang kenyataannya AGAMA jadi payung untuk baku bunuh. AGAMA jadi payung untuk jajah, tindas bangsa laen yang lemah, bahkan AGAMA jadi payung untuk saling menyalahkan kepercayaannya.
Konflik di Afganistan, Irak, Iran, bahkan di Indonesia sendiri dalang utamanya karena ribut persoalan AGAMA. Ribut soal siapa TUHAN-nya yng paling berkuasa, paling hebat, paling dasyat. akhirnya berkuasanya, hebatnya, dasyatnya TUHAN yang di yakini itu membuat semua punya mata hati buta. Bahkan pikiran tentng fakta, nyata dan realitasnya dunia jadi gelap gulita.
Di dunia ini tidak ada satu AGAMA-pun yng benar, di dunia ini tidak ada satu AGAMA-pun yng istimewa, di dunia ini tidak ada satu AGAMA-pun yng berkuasa. Bahkan di dunia ini, tidak ada satu AGAMA-pun yng paling sempurna. Semua terlalu di lebih-lebihkan, hanya untuk sebuah kepentingan status kehidupan diri sendir dan golongannya.
Yang ada di dunia ini hanya KEGOMBALAN manusia krn MEMBENARKAN, MENGISTIMEWAKAN, BAHKAN MENYEMPURNAKAN agamanya sendiri. Ini kesalahan, kebodohan, dan keserakaan terbesar manusia di muka bumi ini. Tetapi yang anehnya, dengan segala kebobrokan itu, manusia masih menggunakan pikiran “busuk” itu untuk tetap melebarkan sayap pengajarannya.
Trus perlu di pahami juga oleh semua kita, AGAMA tidak menyelamatkan seseorang. AGAMA tidakk merubah nasib seseorang, AGAMA tidak mentahirkan cacatnya sesorang bahkan AGAMA tidak akan membangkitkan nyawa seseorang yng telah meninggal. Mustahil, kalau ada yang bilang AGAMA dapat melakukan semua hal itu.
Semua tergantung kepada TUHAN mana yng dipercayai, TUHAN mana yang diandalkan, dan kepada TUHAN mana yang di yakini. TUHAN, atau ALLAH di dunia ini banyak, tinggal kau mau taat dan kau patuhi TUHAN atau ALLAH mana?? Bisa rutinitas, pekerjaan, kegemaran, bahkan kekasih jadi ALLAH.
Ingat Adolof Hitler, pembangkang paling bejat di dunia yng berencana memusnahkan bangsa Yahudi, dia adalah salah satu dari sekian banyak orng yang di besarkan di sebuah biara agama katholik (tempat suci). Dirinya dan kepercayaan kepada TUHAN-nya yng dia yakini membuat dia menjadi seorang pembunuh berdarah dingin sepanjang masa. Sampai saat inipun masih simpang siur, paham apa yng membawahnya menjadi manusia sedemikian jahat, walau banyak orang isukan paham Charles Darwin telah mengubah arah hidupnya.
Untuk apa bicara, bahkan debat soal agama, kalau kenyataannya AGAMA menciptakan manusia-manusia jahat dan bejat yang balik makan manusia lain yang lebih lemah. Noor Din M Top, gembong teroris yng menjadi lahapan media masa saat2 ini adalah satu dari sekian contoh, membela keyakinan, AGAMA, bahkan TUHAN-nya yng di anggap paling benar dan paling sempurna. Mati syait adalah keyakinan mereka, bahwa mereka akan bersama-sama dengan TUHAN-Nya di surga, karena menjadi seorang pahlawann
Terkait Krismuha yng di singgung dalam ulasan di Media Kompas beberapa waktu lalu, saya kira hanya salah satu dari beberapa usaha untuk meng-Islamkan manusia Papua dan tanahnya. Itu tidak masalah, yang penting agama itu tidak membuat manusia Papua tetap terjajah, bahkan tetap terbelenggu. Lanjutkan segala kegiatan amal yng di lakukan, kalau itu memang membangun masyarakat Papua.
STOP bahas kearah sana berlebihan, kita focus bahas ke tujuan yng lebih baik serta hakiki, dalam arti bukan soal itu tidak penting, tapi soal itu perlu di bahas pada kesempatan lain, karena hal ini kadang sedikut menganjal perjuangan yang sedang di gapai.
Mungkin begitu sobat2 perjuangan sekalian, kalau ada yang tersinggung dengan uraian ini, bahkan tidak terima dengan arah pikiran saya, mohon di maafkan, karena tidak ada manusia yng sempurna dalam menuturkan kata2, kita semua sedang belajar untuk mencapi kesempurnaan itu. Selagi Matahari masih menyinari pagi dan siang kehidupan kita, saat itu pula manusia harus menggaskan semua idenya untuk sebuah perubahan yng lebih mulia.
Sumber Foto koleksi pribadi, hasil jepretan saat2 masih belia dulu.
Noor Din M Top, Reaksimu Dinantikan…..
OCTHO- Media telah berkampanye,
“Luar biasa, Ini wajah Noor Din M Top”
Gembong teroris yang selama ini meresahkan masyarakat Indonesia,
Tapi kataku tidak,
“tidak, ini bukan Noor Din M Top”
seraya meyakinkan mereka dgn suara hati yang tertatih-tatih
Anonim yang memberikan kesaksian,
Wartawan yang mengumpulkan data
Media yang cetak yang memaparkan hasil liputan
Media elektronik yang menjelaskan gambar
SERTA
MABES Polri yang jadi korban permainan petak umpet,
Nampaknya telah sepaham untuk berkampanye…….
MABES Polri dan Indonesia hebat,
MABES Polri dan Indonesia kerja bagus,
MABES Polri dan Indonesia musuh teroris
MABES Polri dan Indonesia TUHAN bagi rakyatnya,
Pujian ini yang ingin di dapatkan dari dunia Internasional,
PADAHAL
Indonesia Negara bejat,
Yang kadang hokum jadi bahan komoditas jual beli,
Indonesia Negara jahat
Yang kadang atas nama kemanusiaan, HAM itu di langgar
Indonesia Negara Pembunuh
Yang kadang nyawa manusia, menjadi korban permainan
Indonesia Negara Pendusta
Yang rakyatnya di kelabuhi dengan sejuta janji kesejahteraan palsu
Bahkan
Indonesia Negara Atheis
Yang kadang Ideologinya di jual atas kepentingan semata
GOMBAL……
Ideologi Negaranya
Pejabat Negaranya
Tatananan hukumnya
Serta
Rakyatnya
Semoga kegombalan itu
Tidak menjadi boomerang
Yang terus-menerus menghadirkan bencana,
Bagi Negara ini,
Negara adil, makmur, serta damai secara hayalan,
Wah, payah juga Negara ini,
Payah juga rakyatnya,
Nantikan reaksi Noor Din M Top,
Serta jaringannya,
Kalau saja kegombalan,
Menjadikan Negara ini, Negara bodoh,
Serta Negara tidak ber-TUHAN
Yng rakyatnya kecilnya tetap di tindas demi HAM..…..
Nabire, Villa Pemikiran Sebuah Kebebasan
09 August 2009
Monday, August 10, 2009
Sa T'lah Berdosa Padamu, Maafkan Sa....
OCTHO-Harga dirimu, harga diriku….
Jati dirimu, jati diriku..
Dukamu, nestapaku
Tangisanmu, tangisanku…..
Keperawananmu telah di ambil orang,
Kau rapuh
Tak berdaya
Serta
Terpasung
diatas alam nyata
Kadang kiamat susah di tebak......
Surga atau neraka jg tak kunjung jelas,
Alam juga kadang berbisik lain
Setan-pun kadang tidak menjelaskan
Yang menjelaskan kadang menjijikan,
menyaksikan
Berlumuran darah,
Tangisan asa,
Pupusnya harapan,
Kehidupan maut
Kadang jadi jawaban akhir
Mungkin……..
TUHAN, buta, tuli
Jenuh, bosan, capek, malas
Jijik, muak, bahkan najis
Dengan
Sebuah kebebasan
Sebuah keadilan
Sebuah kebenaran
Serta
Sebuah muzisat
Aku sungguh berdosa
Membiarkanmu,
Terlantarkanmu,
Menyerahkanmu,
Bahkan mengobankanmu
Untuk menjadi
MANGSA
Kapitalis
Maafkan TUHAN-ku
Maafkan Aku,
Maafkan generasiku
Sa janji,
Sa akan berjuang, berlutut, serta bekerja
Untukmu, (rakyatnya dan tanahnya)
Secercah sinar harapan,
Melihat
Sebuah kebebasan,
Kedamaiaan, serta kehidupan baru
Adalah taruhanku untukmu
TANAHKU PAPUA….
Villa Pemikiran Kebebasan Papua
Nabire, 09 August 2009
Sunday, August 09, 2009
Mempertanyakan Peran Tuhan Untuk Papua?
OCTHO- Dalam suatu waktu saya berpikir panjang mengenai kebesaran TUHAN sebagai sang pencipta tunggal, yang mana telah turut menciptakan manusia Papua dan tanahnya. Kata kebanyakan orang, hal ini tidak perlu untuk dibicarakan, apalagi memang betul bahwa Tuhan telah menunjukan kebesarannya melalui beberapa karya nyata untuk tanah Papua. Namun saya kira semua itu tidak cukup.
Muncul beberapa pertanyaan dalam benak, Apakah memang benar Tuhan adalah segalanya untuk orang Papua. Apa benar, Tuhan pencipta orang Papua dan tanahnya. Apakah Tuhan menciptakan manusia Papua untuk menikmati sebuah karya kebebasan ataukah semua itu hanya sebuah degungan semangat yang perpesan kosong, dan penyejuk dahaga sesaat untuk orang Papua dan tanahnya.
Mungkin semuanya tidak akan seperti begini, dimana setiap saat tumbuh sumbur konflik baru, yang ujung-ujungnya rakyat Papua pihak yang lemah jadi korban. Nyawa manusia yang tak berdosa melayang begitu saja. Hak untuk menyampaikan pendapat dalam renah berdemokrasi disumbat begitu saja, mungkin manusia Papua dianggap layaknya binatang yang tidak paut untuk bersuara, dan masih banyak persoalan lainnya yang turut melemahkan dan menghancurkan orang Papua..
Intergrasi masuknya tanah Papua ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada tahun 1969 melalui PEPERA adalah salah satu problem yang menganjal dan menimbulkan sederatan konflik di bumi Papua. Dan mungkin banyak orang bertanya, sebenarnya TUHAN menginginkan dan menghendekai apa dari permulaan konflik seperti itu? Bukankah Tuhan harus mengambil bagian dalam proses seperti ini?
New York Agrement (1962) adalah sebuah produk perintah gombal yang tentu telah menghukum mati, bahkan membinasakan seluruh warga Papua dari amukan colonial (red, penjajah) di tanah Papua. Elsworth Bungker dan kaki tangannya menginginkan Papua masuk dalam NKRI, yang imbasnya membuat mati suri rakyat Papua sampai saat ini. Bahkan Resolusi PBB Nomor 2504 tanggal 19 Desember 1969 mungkin bagian dari pelecahan hak hidup dan hak merdeka rakyat Papua.
Awalnya Amerika Serikat, Indonesia serta Belanda telah berunding tentang kepemilikan status tanah Papua Barat, yang katanya melimpah dengan susu dan madu. Tidak mungkin belanda mempertahankan power di bumi Papua, sedangkan tuntutan dunia Internasional agar Papua di lepaskan semakin menggila. Dan tidak mungkin juga Amerika Serikat langsung megklaim Papua dari bagiannya, mungkin Indonesia di rasa sangat tepat untuk memilki tanah Papua, dengan sederatan alasan kepemilikan tanah Papua yang sangat-sangat tidak jelas.
Hal ini telah turut melemahkan “mimpi-mimpi” Belanda untuk melihat sebuah Negara yang merdeka dan berdaulat di tanah Papua, ras Melanesia. Semua kita telah paham, bahwa sebelum New York Agrement diluncurkan, Papua telah diberikan sebuah kemerdekaan oleh Belanda, yakni menjadi sebuah bangsa, Bangsa Papua. Dan kemerdekaan itu sendiri telah tumbuh beberapa waktu kedepan, walau kedaulatannya tidak diakui oleh Indonesia dan Amerika secara sah, dengan kepentingan kedua Negara ini di bumi Cenderawasi yang kaya raya.
Tanggal 1 Desembert, Tahun 1961 kemerdekaan Papua telah diberikan oleh Belanda. Hal ini ditandai dengan berkibarnya bendera Bintang Kejora bersamaan dengan bendera Belanda dalam beberapa wakt. Walau saat itu Indonesia dan Amerika memilki kecemburuan yang sangat mendalam dengan moment ini, akhirnya juga bendera bintang kejora tetap di kibarkan di bumi cenderawasih, Papua. Tak heran jika Bung Karno melalui Trikora, 19 Desember 1961, pada butir pertamanya menyebutkan, "Bubarkan Negara Boneka Papua bentukan Belanda colonial.
9 Tahun lamanya, dari tahun 1961 hingga tahun 1969 adalah waktu tidak sedikit panjang untuk melihat secercah harapan tentang sebuah kemerdekaan rakyat Papua yang telah di peroleh dari Belanda. Perlu dipertanyakan juga, konstitusi dari pada pembentukan Negara Papua telah tertata rapi, bahkan ideologinya-pun telah sedikut tumbuh sumbur, dimana membuat rakyat Papua pada saat itu sedikit bebas, Namun toh semua itu gagal mendewasakan rakyat Papua dan tanahnya sebagai basis sebuah kebebasan.
Ini yang jadi pertanyaan sampai pada saat ini, apa kehendak Tuhan dengan semua peristiwa ini. Apakah Tuhan menghendaki Papua dan tanahanya untuk menjadi milik bangsa lain, atau apakah Tuhan ingin orang Papua dan tanahnya diciptakan untuk mencukupi kepentingan Negara lain.
Mungkin jawaban ini yang tidak pernah orang Papua dapatkan. Ataukah ada rencana Tuhan dibalik semua peristiwa ini. Yang penting keraguan banyak orang Papua tentang kebenaran hadirnyua Tuhan patut untuk di tumbuh kembangkan. Dan saya yakin, bahwa banyak orang sepaham dengan paham ini, paham meyakini bahwa Tuhan tidak ada di bumi Papua.
Keadilan untuk orang Papua dan tanahnya sangat sukar untuk ditemukan. Melihat sebuah keadilan untuk tanah Papua dan masyarakatnya seperti mengharpkan jatuhnya bulan. Lihat saja, sederatan pelanggaran yang terjadi, dengan diseretnya rakyat Papua sampai di pengadilan, apakah ada angin segar untuk orang Papua. Keadilan untuk orang Papua di jawan dengan kekerasan, bui (penjara) bahkan yang lebih tragis lagi sampai pada tempat peristrahatan seumur hidup (kematian)
Mungkin terlalu banyak luka batin yang harus dibalut dari bumi Papua. Mungkin noda dari pada persoalan dan konflik yang tumbuh sumbur dan berkembang tidak sebanding dengan kepercayaan mereka pada Tuhan sebagai sang pencipta tunggal di bumi Papua. Bukan hal baru, dan juga bukan paham baru kalau orang Papua sangat turut ragukan kehadiran Tuhan di bumi Papua.
Buktinya, walau mayoritas agama di Papua nasrani, tho nasibnya tidak pernah berubah. Malahan nasib yang berubah hanya kegombalan dan kebobrokan rakyat Papua untuk tetap menuntut sebuah kebebasan. Gombalnya rakyat Papua dalam menuntut sebuah kebebasan, di landaksna pada ketidakadilan Tuhan sendiri untuk orang Papua dan tanahnya.
Yang terpenting dan patut untuk di awasi adalah jangan sampai ada generasi muda Papua yang bangun Papua dengan pemahaman barunya tentang ketidak hadiran Tuhan untuk masyarakat dan tanahnya Papua. Saya yakin, banyak orang akan sepaham dengan seorang revolusioner seperti ini, apabila paham yang di ajarkan memang sesuai dengan fakta tanah Papua di masa sekarang ini.
Adolof Hitler (1889-1945) pimpinan NAZI yang sangat kejam adalah salah seorang dari sederatan manusia bejat di muka bumi yang hadir dan menantang Tuhan karena kekecewaannya pada agama, Yahudi dan Tuhannya. Teori Charles Darwin telah masuk kedalam benaknya. Selain Hitler, banyak lagi orang berpengaruh, termasuk penganut paham komunisme Karl Marx (1818-1883) dan Friedrich Engels (1820-1895) bahkan juga penganut paham atheisme Ludwig Feuerbach (1804-1872)
Kita tunggu, generasi muda Papua dan orang Papua akan bicara apa dengan semakin menggilanya konflik di Papua yang membuat orang Papua tetap menjadi mangsa kapitalis, dan membuat manusia Papua sedikit lagi akan punah. Patut untuk dibicarakan hal ini, karena menyangkut masa depan orang Papua.
Tuhan perlu berbicara, dalam kasus salah tangkap pasca kerusuhan di Polres Abepura 09 April lalu, dimana turut mengisahkan luka batin yang begitu mendalam. Bahkan sempat bertanya-tanya, betulkah kalau memang TUHAN hadir untuk membebaskan rakyat Papua dari penjajahan dan pembunuhan kaum penjajah yang sangat ganas.
Saya digiring pergi ke truck Brimob yang diparkir di Jalan Biak, saya disuruh naik ke atas truk, Di dalam truck itu saya melihat 3 orang kena tembakan masing-masing; 1 (satu) orang luka bagian tangan, satu orang luka di bagian lutut dan satu orang lagi di bagian perut, Tali perutnya keluar sehingga dia menekan perutnya dengan baju.
Tak lama kemudian satu anggota Brimob menodong dan memaksa saya untuk menjilat darah dari luka korban yang terkena tembakan di bagian tangan. Saya tidak mau, tapi Brimob bilang kalau kau tidak mau jilat darahnya, saya akan tembak kamu saat ini juga. Saya takut ditembak sehingga menjilat dan meminum darah korban berulangkali hingga darahnya mengalir dan menempel ditanggannya bersih. Setelah itu kami dibawa menuju Polsek Abepura dan dibawa lagi ke Polda Papua untuk diinterogasi tapi tidak didapati bukti kesalahan sehingga saya dan kawan-kawan dibebaskan pada 11 April dan dikenakan wajib lapor.
Ini kesaksian Lauren Kogoya korban salah tangkap POLDA Papua, 09 April di asrama Ninmi, Jayapura. Tuhan sebegitu jahat kha engkau, apa engkau hanya menutup mata dengan sederatan penderitaan ini. Hati saya menangis, ketika mendengar tuturan saudara Lauren Kogoya, sebegitu kejam dan jahatnya Negara Indonesia.
Bahkan secara tidak sadar, sampai-sampai saya mengklaim Tuhan telah bekerja sama dengan aparat MILITER Indonesia untuk membinasakan orang Papua secara tidak manusiawi. Mungkin hanya TUHAN yang mengetahu apa maksud dan tujuan dibalik segala penderitaan yang dibiarkan tumbuh sumbur di tanah Papua untuk masyarakat Papua hadapi**
Sumber Gambar: klik disini
*Sebuah Catatan Kusam yang Patut untuk di Jawab