Wednesday, December 23, 2009

Siapa Dalang Dibalik Pembunuhan Jend Kelly Kwalik?

OCTHO- Merasa sangat-sangat kehilangan, ketika Jend Kelly Kwalik, Panglima Tertinggi Kodap III Nemangkaw (mimika) harus berpulang kerumah bapa begitu cepat. Beliau meninggal bukan ketika berada dalam medan pertempuran, tetapi dalam sebuah medan “rekayasa” yang dilakukan teman seperjuangannya sendiri, mungkin karena kepentingan organ, fraksi atau justru mungkin karena kepentingan perut. Ini sebuah fakta yang sungguh ironis.

Pendahuluan


Pada Rabu 16 Desember 2009 dinihari menjelang pukul 03.00 Panglima TPN/OPM Kodap III Nemangkawi (Mimika) Jend Kelly Kwalik (KK) mungkin sedang tidur pulas. Ia berada di sebuah rumah dikawasan yang disebut Gorong-gorong di pinggiran Timika. Kehadirannya rupanya sudah tercium oleh polisi.

Tim gabungan dari Densus 88 dan Satgas Amole menyerbu rumah tersebut dan menembak tewas KK yang sudah dicari-cari oleh aparat sejak puluhan tahun lalu. Lima orang yang bersamanya ditahan di Mako Brimob Timika. Dan sampai saat ini tidak keberadaan nasib kelima orang yang di tahan bersama-sama dengan beliau.

Menjadi sebuah misteri yang patut di jawab, ketika panglima tertinggi segagah dan seberani KK harus diberondongi peluru oleh aparat Militer Indonesia. Semua rakyat papua menjadi begitu curiga, sehingga bisa di simpulkan ada beberapa orang Papua yang bermain dari scenario jahat ini.

Sosok Kelly Kwalik


Jend KK selama ini dikenal sebagai sosok panglima di wilayah Papua yang begitu gigih memperjuangkan hak-hak dasar masyarakat Papua melalui kegiatannya di hutan belantara. Semasa hidupnya KK tidak pernah berkompromi dengan siapa-pun, apalagi dengan pemerintah Indonesia, sehingga tidak heran, kalau beliau begitu di takuti oleh aparat Militer Indonesia.

Dia menjadi simbol perlawanan Papua yang liar, keras kepala, partikularistik, dan tak-ada-matinya meskipun berhadapan dengan ribuan letupan senjata selama umur konflik Papua sejak 1960an. Banyak orang menyimpulkan beliau sebagai tokooh TPN-OPM murni, yang berjuang untuk pengembalian sebuah kedaulatan bagi rakyat Papua yang memang telah berdaulat 49 Tahun lalu.

Nama KK mencuat tinggi pada awal 1996 di Mapnduma ketika kelompoknya menyandera Tim Ekspedisi Lorentz ‘95 yang terdiri dari peneliti Biological Science Club Universitas Nasional Jakarta dan Emmanuel College dari Cambridge University Inggris. Pada saat hendak kembali, mereka disandera. KK menuntut agar dunia internasional mengakui kemerdekaan Papua. Drama tersebut berlangsung sejak pertengahan Januari dan berakhir pada pertengahan Mei 1996 oleh operasi ABRI. Akibatnya bagi warga Amungme sangat buruk. ABRI menyisir kampung sekitar Bela dan Alama mencari pasukan KK dan korban kekerasan berjatuhan di pihak warga sipil Amungme pada sekitar 1997.

Bagi KK, rakyat Papua harus bebas dan berdaulat diatas tanah air-nya sendiri. Dan hal itu yang mendasari sehingga lembah dan bukit adalah tempat penginapannya, memutuskan angkat senjata demi sebuah perlawanan yang sungguh mulia. KK mencari sebuah keadilan, sebuah kebenaran, serta sebuah fakta sejarah, perbuataannya untuk angkat senjata dan tinggal di hutan adalah perbuatan yang begitu mulia, dan patut diabdikan sebagai sosok pahlawan yang sangat luar biasa.

Dalam penuturan beberapa orang dekat, baik yang pernah bicara langsung maupun yang hanya melalui telepon selulur mengatakan bahwa tekad dan komitmen KK begitu bulat untuk berjuang sampai titik darah penghabisan, dimana melihat Papua yang bebas, dan merdeka dari segala penjajahan.

Setelah kepergiaannya, semua orang merasa begitu kehilangan. Rakyat Papua memberi julukan padanya sebagai seorang pahlawan yang namanya akan dikenang dalam hati seluruh rakyat Papua. Mungkin sukar mendapatkan orang yang berjiwa besar seperti beliau, tetapi mungkin akan muncul kelly-kelly yang lain, ketika melihat beliau pergi tanpa “pamitan” yang resmi.

Kepergiaan Jend Kelly Kwalik


Semua rakyat Papua tidak begitu percaya, bahkan menyatakan bahwa ini hal gila, ketika ada kabar tersiar bahwa Jend KK telah di bunuh oleh aparat Militer Indonesia melalui operasi yang di laksanakan oleh Tim gabungan dari Densus 88 dan Satgas Amole. Bahkan ada yang mengatakan bahwa ini bisnis gelap yang Militer Indonesia lakukan untuk kepentingan mereka.

Dan semua orang mengatakan bahwa ini sebuah hal yang mustahil, jika memang benar ada yang bisa menangkap bahkan menembak mati beliau. Karena dari penuturan sekian banyak orang, KK adalah panglima besar yang tidak kenal kompromi, baik kepada anak buahnya sendiri, apalagi terhadap militer Indonesia. Sudah tentu, orang seperti ini keamanannya akan betul-betul terjamin.

Waktu terus berlalu, hari terus berganti, saya sendiri semakin terusik dengan kabar di berbagai media tentang kepergiaan beliau, baik kabar dari media cetak, maupun media elektronik. Saya sendiri sedikit tidak percaya, apa bisa Militer Indonesia menjamah-nya, padahal kita tahu sendiri, bahwa selama ini beliau hidup di hutan belantara yang sukar di jangkau oleh siapapun.

Informasi setiap waktu berlalu, ada yang mengatakan bahwa yang meninggal adalah betul-betul Jend KK, dimana beliau di tembak di daerah gorong-gorong Timika. Adapula yang mengatakan, bahwa yang tertembak bukan beliau, karena sangat-sangat tidak mungkin ada di daerah kota. Ini menjadi sebuah perenungan panjang, sebenarnya apa benar beliau telah pergi atau tidak?

Akhirnya terjawab, ketika beberapa keluarga dan orang dekat beliau memberikan pernyataan di media masa, bahwa yang tewas adalah Jend KK. Mendengarnya sempat bertanya dan mengalahkan pencipta, setegah itukah kau? Mengorbankan seseorang panglima besar yang selama ini di pundaknya ditaruh segala keluh kesah rakyat Papua. Jujur, saya menangis, menyalahkan Tuhan, bagi saya memang DIA (pencipta) pantas bertanggung jawab terhadap peristiwa ini.

Siapa Dalang Dibalik Kepergiaannya?

Semua orang bertanya-tanya, siapa dalang di balik kepergiaan beliau? Kalau beliau pergi dalam pertempuran mungkin wajar-wajar saja, tetapi ini pergi dalam sebuah sergapan di sebuah rumah, apalagi sudah sampai masuk ke kota Timika, bahkan sudah enam hari. Dan yang menjadi pertanyaan siapa yang membawa turun beliau dari markas besar Nemangkawi, apa semuda itu membawah turun beliau?

Semua pada bertanya-tanya tentang beberapa persoalan ini. Namun ada keluarga dekat beliau yang mengutarkan panjang lebar dalam berbagai kesempatan, baik melalui telepon seluler maupun melalui E-mail, bahwa ada beberapa orang yang menjadi otak dibalik pembunuhan Jend KK secara sadis ini.

Secara jelas, sumber ini mengatakan bahwa yang “menjual” beliau adalah mereka-mereka yang selama ini bicara panjang lebar tentang dialog Jakarta-Papua. Apa benar mereka-mereka, kalau demikian dimana buktinya?

Gagasan dialog Jakarta Papua pertama kali di paparkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahun Indonesia (LIPI) melalui buku Papua Road Map (PRM), kemudian isu ini di angkat lebih jelas lagi oleh Pastor Neles Tebay, melalui bukunya “Dialog Jakarta Papua, Sebuah Perspektif Orang Papua”. Selain itu ada pula beberapa organ perjuangan rakyat Papua yang dengan jelas meneriakan dialog Jakarta-Papua secara terus menerus. Dan secara jelas-jelas mereka sampaikan gagasan ini pada berbagai media masa, baik media yang ada dalam negeri maupun media yang berada di luar negeri.

West Papua National Coalition for Liberation (WPNCL) adalah salah satu fraksi/koalisi perjuangan yang benar-benar menerikaan agenda ini. Bukti nyatanya terlihat pada beberapa pernyataan pers yang mereka keluarkan melalui beberapa media di tanah air (papua). Pemimpin tertinggi dari WPNCL adalah Dr. Jhon Otto Ondawame, pria kelahiran Timika yang sudah lama bermukim di luar negeri. Dan sekjennya adalah Rex Rumakiek.

Selain itu, adalah sebuah organ perjuangan yang selama ini begitu aktif meneriakan agenda ini (dialog) dengan berbagai cara, seperti demo, bahkan sampai beberapa pernyataan pers yang mereka keluarkan. Mereka adalah West Papua National Authority (WPNA), di bawah pimpinan Herman Wainggai dan Jacob Rumbiak yang telah lama bermukim di Australia.

Masih menjadi perdebatan yang panjang, apa yang kedua organ/fraksi koalis ini lakukan ketika berbagai langkah yang mereka tempuh kadang kala tidak ada titik temunya. Bahkan ada golongan kecil rakyat Papua yang kecewa dan tetap berjalan sesuai arah pikirannya, seperti bertindak militan dan sejenisnya untuk menempuh sebuah kebebasan bagi rakyat Papua, karena beranggapan dialog yang mereka usung hanyalah perpanjangan tangan dari Otonomi Khusus (Otsus).

Dengan sedikit penjelasan diatas, bisa sedikit memberikan pemahaman pada kita, bahwa ternyata dialog itu akan gagal, bahkan bisa dikatakan malah akan korbankan banyak rakyat Papua, termasuk para pemimpin Papua, yang di pundaknya telah di berikan kepercayaan untuk berjuang secara militan demi sebuah kemerdekaan. Saya hanya takut, jangan-jangan Goliat Tabuni, Thadius Yogi, Mathias Wenda serta beberapa panglima lainnya akan menjadi korban berikutnya.

Kalau memang demikian, kita perlu telusuri siapa-siapa yang selama ini bernaung dan berteriak di bawah agenda ini (dialog). Dan saya kira, dengan uraian di atas sudah bisa kita tarik kesimpulan, dimana siapa yang bersalah, dan siapa yang bertanggung jawab atas persoalan ini. Karena jangan-jangan agenda ini adalah titipan pemerintah Jakarta, yang isunya diangkat agar mengorbankan mereka para patriot di Papua. Ini harus di telusuri sampai ke akar-akar, agar tidak ada lagi korban di tubuh perjuangan Papua Barat.

Selama ini beberapa organ perjuangan yang menamakan diri sebagai organ/fraksi/koalisi sering kali berjalan tidak sesuai dengan keinginan luhur rakyat Papua. Bahkan mereka jelas-jelas meneriakan dialog Jakarta-Papua yang orang Papua anggap sebagai re-konstruksi otonomi Khusus, dan membangun Papua dalam bingkai NKRI. Orang Papua ingin dialog nasional, yang di mediasi oleh dunia Internasional.

Keterangan secara detail yang di berikan oleh saudara ZM dalam beberapa forum diskusi sudah bisa memberikan kepastian, bahwa ada beberapa orang di balik agenda dialog yang mengobarkan rakyat Papua, bukti kongkritnya KK sendiri telah menjadi korban. Ini harus menjadi perhatian yang serius dari kita semua. Bahkan dalam beberapa komentar dalam situs jejaring sosial, telah jelas-jelas menyatakan bahwa beberapa manusia Papua yang selama ini berteriak dialog Jakarta-papua-lah yang mengorbankan beliau.

Kita tidak berhak mengahikimi siapapun, karena hanya Tuhan sendiri yang akan berdiri sebagai Hakim yang adil, dimana menghakimi umat manusia, termasuk mereka yang telah mengorbankan sesama pejuangnnya sendiri tanpa rasa bersalah. Sekarang sudah saatnya beberapa orang yang merasa bersalah untuk bertanggung jawab seraya menyatakan kesalahannya.

Langkah Yang Harus Diambil

Rakyat Papua telah mengetahui, siapa orang, organ dan fraksi/koalisi yang mengorbankan Jend Kelly Kwalik atas nama rakyat Papua. rakyat Papua. dan rakyat Papua saat ini sedang bingung, mereka mengorbankan beliau demi sesuap nasi atau demi sebuah kemerdekaan?

Dan memang benar, menyadari akan ada hal yang tidak benar, sehingga sehari setelah ada kabar meninggalnya General Kelly Kwalik, Ketua Dewan Militer, merangkap komandan panglima tertinggi di Kodap II, Mabes Eduda-Paniai mengeluarkan pernyataan sekaligus himbau kepada seluruh bangsa Papua, baik yang ada dalam negeri, maupun yang berada di luar negeri.

Pada point yang ke-5 mengatakan “Komponen-komponen, fraksi-fraksi serta organisasi-organisasi yang ada di luar negeri maupun dalam negeri segera rapatkan barisan, bulatkan tekad, serta satukan persepsi untuk sebuah tujuan mulia. Jangan mengurusi kepentingan pribadi sendiri, tetapi mari kita bersama-sama memikirkan nasib rakyat Papua Barat yang telah lama dijajah oleh NKRI” dugaan saya, mungkin saja TPN-OPM telah membaca gelagat itu, dimana ada fraksi atau organ perjuangan yang bernaung di bawah payung rakyat Papua, atas kepentingan perutnya semata.

Lebih lanjut dalam penurutan saudara ZM, beberapa organisasi atau lembaga kemanusiaan yang selama ini bergerak atas nama kemanusian di Papua juga telah mengorbankan beliau. Salah satunya sebuah lembaga kemanusia IPAHR, pimpinannya adalah Paula Makabory, yang selama ini selalu berteriak atas nama rakyat Papua Barat.

Saya secara pribadi menduga, kesaksian ZM yang mengaku sebagai keluarga terdekat beliau bukanlah bahasa profokasi maupun tipuan belakan, karena beberapa bukti kongkrit telah di temukan. Dan tinggal tunggu waktu, kapan bukti-bukti tersebut akan di kuak. Kebenaran bisa di kalahkan, tetapi tidak bisa di salahkan. Berbahagialah yang telah mengorbankan bapak/panglima/jenderal/ serta orang tua kita Jend Kelly Kwalik demi sebuah “kepentingannya”, mungkin hanya TUHAN yang akan membalas semua perbuatan tidak terpuji itu.

Mama Papua dan alam Papua telah mengatahui, siapa yang bersalah dan siapa yang tidak bersalah. Dan tinggal tunggu waktu, bagi mereka yang memang betul-betul menjadi serigala untuk membunuh orang tua kita, Tuan Jend Kelly Kwalik. “alam yang akan bertindak menghadapi mereka yang telah mengorbankan orang tua kita. ” pungkas salah satu warga Timika kepada penulis melalui telepon selulernya ketika dengan jelas mengetahui bahwa ada sekolompok orang Papua yang mengorbankan beliau.

Penutup


Editorial ini tidak bermaksud menuduh, memvonis bahkan sampai menyerahkan para “serigala” yang memang betul-betul jahat ke tangan hakim yang adil, yaitu Yesus Kristus Putra Natal. Namun hanya bentuk koreksi serta masukan untuk mereka yang memang betul-betul telah menyerahkan Jend Kelly Kwalik agar insaf dan sadar dengan perbuatan, seraya berbenah diri di bulan yang kudus ini.

Sebelumnya, atas nama pribadi dan keluarga saya mengucapkan Selamat Hari Natal 25 Desember 2009 dan Tahun Baru 01 Januari 2010. Semoga damai natal tetap menjadikan kita tegar dan teguh dalam mengarungi bahtera kehidupan.


Refleksi Mengungkap Sebuah Kebenaran
Pintu Angin Kota Wasior, 23 Desember 2009
Pukul 18.00 Wit





headerr

Artikel Yang Berhubungan



0 komentar:

Post a Comment

Komentar anda...